Ganti Masinis atau Lompat Keluar

TRANSINDONESIA.CO – Tatkala rangkaian gerbong kereta api lewat, yang hampir keluar dari rel dan akan masuk jurang, apa yang mesti dilakukan? Mengganti masinis agar jalannya kereta sesuai dengan aturan, arah dan tujuan tercapai atau melompat keluar dari gerbong. Semua beresiko berat.

Mengganti masinis tidak semudah yang dikatakan, apalagi masinisnya kelas naga bisa jadi yang menyentuh akan dilibasnya. Melompat keluar dari gerbong juga berbahaya tatkala kereta dengan kecepatan tinggi bisa jadi cacat atau bahkan mati. Tetap didalam keretapun akan mati juga kereta sedang oleng dan akan masuk jurang.

Pilihan tindakan didalam kereta yang oleng dalam kecepatan tinggi merupakan suatu analogi dalam birokrasi yang semrawut. Sarat KKN, pimpinan yang menganut aliran-aliran patologis, diskriminatif, kecenderungan tidak fair dengan pendekatan-pendekatan personal.

Kereta api.[Dok]
Kereta api.[Dok]
Kehancuran dan kepailitan birokrasi adalah manakala tindakan-tindakan petugasnya tidak lagi profesional, core valuenya sudah menyimpang dari yang ideal.

Psosisi-posisi pendominasian dan penguasaan sumber daya dikuasai kaum-kaum mafia birokrasi. Bagi yang berani menjadi tempered radical akan terus melakukan early warning, walau terus terancam. Bagi yang mampu mengikuti situasi akan menjadi bunglon dan safety player, bagi yang tidak mampu berbuat apa-apa, hanya pasrah dan sesekali gerundelan.

Rangkaian gerbong yang baik dan benar menjadi refleksi atas sebuah birokrasi rasional, modern. Dan akan mati-matian melawan model-model patrimonial yang sarat KKN dengan pendekatan personal.

Para petugas di level menengah ke bawah mengalami kesulitan bahkan menjadi korban atau dikorbankan. Mengganti masinis tidak berani dan tidak mungkin, keluar atau melompat dari gerbong takut cidera, bertahan dalm gerbongpun akan mati juga.[CDL-09032016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment