Resensi Buku: Di Bawah Rindang Pohon Seri – Kisah Para Aktivis HMI Cabang Medan

TRANSINDONESIA.CO – Betapa membahagiakan jika lama tak berjumpa dengan para sahabat, lalu dipertemukan dalam sebuah buku. Ya, bersua di Buku Antologi yang ditulis ramai-ramai oleh pelaku langsung tentang kisah nostalgia selama aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Penulis buku ini lintas generasi. Ada aktivis 1970-an, 1980-an, 1990-an, tetapi juga terdapat aktivis 2000-an. Mereka menulis tentang perjalanan hidup selama menjadi aktivis HMI, baik sebagai pengurus, instruktur maupun anggota. Tulisan yang disajikan tentu saja dari perspektif yang beragam. Sesuai dengan masanya. Namun di situlah kekuatan buku ini, pembaca bisa merasakan suasana “riuh” khas aktivis sesuai zamannya.

Membaca buku ini seakan kembali menyusuri lorong waktu. Penulis sebanyak 60 orang memilih  tema yang disukainya. Mulai dari dinamika sosial budaya yang khas anak muda, juga cerita tentang kepengurusan dari sejak pelantikan, rapat kerja, kegiatan demi kegiatan hingga selesai periode. Ada pula yang menulis tentang degup jantung HMI yakni perkaderan. Tulisan itu berkisah tentang hebohnya kegiatan Masa Perkenalan Calon Anggota (Maperca)/Masa Orientasi Perkenalan (MOP), Latihan Kader I (LK I), LK II, LK III, LKK, Senior Course, Pusdiklat dan sejenisnya. Di luar itu tentu tak pula dilupakan adanya pertautan kisah kasih diantara para kader HMI-Wan dan HMI-Wati yang karena kebersamaan aktifitas selama di sekretariat HMI – Jalan Adinegoro 15 yang lebih dikenal dengan akronim Alimbas – kemudian bersepakat melanjutkan kebersamaan dalam bentuk rumahtangga. Lalu ada lagi perihal pesta demokrasi yang sangat khas HMI: panjang, detail dan melelahkan, yakni pengalaman mengikuti Rapat Anggota Komisariat ( RAK), Konferensi, Musda dan Kongres.

Cara menulisnya juga macam-macam. Ada yang menulis runut sesuai tahun, namun ada juga yang melompat-lompat. Ada yang menulis singkat terkesan kaku, tapi ada yang tulisannya lengkap seperti menulis laporan pertanggungjawaban kepengurusan! Satu catatan yang pasti, semua penulis ingin terlihat apa adanya. Bukan mengarang cerita fiksi. Coba perhatikan kisah bang Hamzah Ar, alumni HMI senior yang lahir tahun 1952 dan menjadi anggota HMI tahun 1972 ini. Beliau memulai kalimat sebagai berikut, “… Di tahun 1972, lupa bulan dan tanggalnya ….”  (halaman 1). Hahaha … jangankan  tahun 1972, tahun 2000-an pun banyak juga yang lupa!

Lain lagi kisah yang ditulis bang OK Irwansyah yang tak kalah lucunya. Beliau bercerita, ketika Konferensi HMI Cabang Medan tahun  1973 di Tanjung Morawa, di mana beliau adalah salah satu presidium sidang. Saat terpilih Ketua Umum HMI Cabang Medan periode 1973-1974 beliau lupa siapa yang terpilih?

“… Akhirnya lepas tengah malam terpilihlah Ketua Umum Baru (Ketumbar). Saya sudah coba mengingat-ingat siapa orangnya, tapi tak berhasil. Lupa! Memori sudah soak.” (hal.19).

Cerita sedih juga ada. Efri Lubis, mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN yang sudah dinyatakan lulus Senior Course, namun sore hari di tabrak bus Pelangi sampai patah kaki, tangan dan pendarahan hebat. Padahal malam harinya pelatihan calon instruktur itu akan dibuka secara formal (hal.367). Hasrat Efri pun kandas. Sebab ia harus opname dalam waktu cukup lama.

Ada lagi kisah menarik lainnya? Oo … banyak! Semua kisah yang ada di buku ini menarik. Apalagi jika si pembaca menjadi bagian cerita itu. Pasti berkesan.

Kisah menarik lainnya diantaranya: Bang Chazali – Ketua Umum HMI Cabang Medan –  menikah dengan Ketua Kohati nya (hal. 42), tumbangnya pohon seri ikon HMI Cabang Medan (hal.55), tak ada izin Kongres HMI di Medan karena menolak Pancasila (hal. 72), Kak Pujiati dan pengurus Kohati Cabang Medan menggadaikan emas untuk membiayai kegiatan (hal. 113),
Sugih Permono tidur di kamar artis Christine Hakim (hal. 157), panitia acara Kohati yang tewas tenggelam di Danau Toba (hal. 266), Si arsitek Pera Sagala yang mendesain ruang istirahat Badko HMI Sumut menjadi ruangan VIP (hal. 394) dan Leriadi yang masuk penjara karena membakar bendera Belanda (hal. 449).

Membaca kisah kenangan sangatlah mengasyikkan. Buku setebal hampir lima ratus halaman ini sudah pasti belum menampilkan keseluruhan sejarah HMI di Medan. Upaya penerbitan tentang kisah-kisah kader HMI Cabang Medan ini harus terus berjalan sebagai sumber motivasi untuk membuat program yang baik dan menjadikan kader HMI sebagai manusia yang bermanfaat bagi yang lain.

Judul Buku : Di Bawah Rindang Pohon Seri – Kisah Para Aktivis HMI Cabang Medan
Penulis        : 60 Alumni HMI
Penerbit      : Lingkaran – Yogyakarta
Editor          : M. Zahrin Piliang, Isfan D.
Nasution, Ahmad Arifin
Desain         : Hadhy Priyono
Cetakan      : Pertama, Januari 2021
Tebal           : 484 halaman
ISBN            : 978-623-6624-40-1

Oleh : Itsvan Dachriyanovsky

Share
Leave a comment