Ketakutan Akan Setan Birokrasi

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Tatkala birokrasi dibangun atas dasar ketakutan, maka pelayanan kepada publik yang diberikan akan merefleksi ketakutan dengan menakut-nakuti juga?

Bisa saja demikian, karena apa yang dilakukan dalam perilaku organisasi merupakan refleksi atas apa yang menjadi kebudayaan birokrasi itu.

Hal-hal yang menakutkan bagi birokrat dalam sistem otoriter adalah, tidak diberi jabatan karena jabatan menjadi simbol kekuatan atau kekuasaan, dipindah dari jabatan basah (seakan dunia berakhir bisa dilabel bodoh, tidak loyal atau bermasalah), tidak naik pangkat atau jabatan (pangkat/jabatan simbol dan status sosial), dipindah ke daerah minus atautertinggal, jauh dari ibu kota, jauh dari kekuasaan seakan semakin dilupakan dan tidak diurus dengan baik dimana yang dekat saja dilupakan apa lagi yang jauh, tidak masuk sekolah yang dianggap sebagai landasan naik pangkat/menduduki jabatan karena yang tidak sekolah dianggap outsider bukan in group, dijauhi atau dimusuhi yang sdg dominan/mendominasi karena akan ditumbalkan maupun dijadikan percontohan bagi yang melawan atau berani menentang.

Bentuk-bentuk ketakutan tersebut sebenarnya tidak rasional, namun itu ada dan dirasakan secara empirik walau sulit dibuktikan.

Gereakan-gerakan menakuti inipun bagai hantu tanpa jejak dan bayangan, ada rasa ngeri dan sulit menunjukkan buktinya.

Pukulannyapun bagai jurus pendekar tanpa bayangan menghantam mereka bagai menghantam naga, remuklah yang mencobanya.

Kebenaran memang hampir tidak bisa dibuktikan namun isu yang beredar menghardik setiap anggota dengan menaburi benih-benih ketakutan di sana-sini.

Siapa bisa membuktikan hantu? Tentu seakan hanya bagai tahayul saja. Siapa bisa membuktikan setan birokrasi, kalau sendiri tidak pernah menjadi setannya tidak akan pernah terbukti.

Bagaimana akan ada wishle blower kalau saat meniup gemeteran, peniupnya juga pamrih dan masih ingin kebagian dari setan. Ini sama dengan meniup peluit di depan hantu-hantu beterbangan, yang ada bukan suara peluit malahan bisa air mengalir dari celananya karena ketakutan dan terkencing-kencing. (CDL-Jkt13115)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment