Berjima’ di Bulan Ramadhan, Diantara Usai Tarawih Hingga Sahur

pasangan-suami-istri-berhubungan-pada-ramadhan

TRANSINDONESIA.CO – Ramadhan bulan penuh berkah dan menyimpan banyak keistimewaan, amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya di bulan yang suci ini.

Karena umumnya kita fokus akan ibadah-ibadah mahdhah, tidak heran jika banyak dari kita agak menafikan kebutuhan fitrah dalam hubungan bilogis. Bagaimana mencari waktu yang tepat melakukan aktivitas ini tanpa harus menganggu aktivitas ibadah kita lainnya di bulan Ramadhan.

Allah Ta’ala berfirman: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari shiyam bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasannya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah shiyam itu sampai malam,(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangang Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.” (QS. 2:187).

Menelaah dari arti atau tafsir dari ayat tersebut kita dapatkan pemahaman bahwa dibolehkan atau dihalalkan bagi orang yang berpuasa baik laki-laki maupun perempuan untuk bercampur, berhubungan seks (jima’), berhubungan kelamin atau sejenisnya dengan pasangan suami atau istri masing-masing, selagi hal itu dilakukan pada malam Bulan suci Ramadhan.

Jadi, ketika hubungan itu terjadi di malam hari maka hukumnya halal dan boleh. Hanya saja, dalam berhubungan intim, Anda mesti pintar-pintar mengatur waktu.

Seperti diketahui hubungan intim ini merupakan ekpresi cinta antara suami istri, jika ada waktu sebaiknya kegiatan yang juga merupakan ibadah ini juga diperhatikan. Setelah sholat tarawih, atau bisa juga selesai tilawah, contohnya.

Tak hanya ini, jika sangat terpaksa, hubungan ini bisa juga dilakukan menjelang sahur. Selanjutnya, pasangan suami istri tadi harus melakukan mandi junub. Misalnya berikan kasih sayang dengan kekasihnya dengan mandi air hangat. Setelah itu Anda dan pasangan bisa mempersiapkan hidangan sahur.

Mengingat saat berpuasa kondisi fisik agak melemah terutama bagi pasangan yang beraktivitas di luar rumah alias bekerja, sebaiknya aktivitas seks tak terlampau sering dan lama. Jadwalkan dengan baik dan gunakan waktu yang singkat. Yang penting kualitasnya.

Perlu diketahui pembatasan hubungan intim di bulan puasa hanya di siang hari. Setelah berbuka seks bisa dilakukan. Namun sebaiknya jangan melakukan hubungan intim ketika baru saja berbuka puasa dan baru saja perut diisi. Makanan pun masih penuh di dalam lambung. Sebaiknya Anda harus sabar sedikit, menunggu satu hingga dua jam berikutnya selepas makan tersebut. Kenapa demikian? agar jima’ yang dilakukan lebih nyaman.(muslimahzone)

Share
Leave a comment