BKKBN Akui Perceraian Tinggi Akibat Hubungan ‘Toxic People’

TRANSINDONESIA.co | Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengakui, angka cerai di Indonesia tinggi. Salah satu penyebab utamanya, yakni toxic people (ucapan/kelakuan berdampak buruk).

“Angka perceraian tinggi karena banyak keluarga asalnya adalah orang toxic bertemu orang waras, orang waras bertemu orang toxic. Atau orang toxic bertemu yang toxic juga,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dikutip dalam dalam keterangan persnya, Senin (30/10/2023).

Dari hubungan yang tidak waras itu, Hasto menegaskan, membuat hubungan rumah tangga selalu dirundung perkelahian. Hingga akhirnya, berujung pada perceraian.

“Sejak 2015 angka perceraian meningkat pesat, bahkan tahun 2021, jumlahnya mencapai 581 ribu keluarga yang bercerai. Sedangkan, jumlah pernikahan dalam satu tahun tersebut sebanyak 1,9 juta,” ucapnya.

Dalam meredam angka perceraian tersebut, Hasto menegaskan, pentingnya pendidikan dalam keluarga. Yakni dengan 3A, asah, asih, dan asuh.

“Asah yakni diajari ilmu agama yang baik, asih yaitu dikasihi dengan sebaik-baiknya. Asuh yakni diimunisasi kemudian diberikan perlindungan yang baik,” ujarnya. [rri]

Share
Leave a comment