Putra Presiden Kolombia Ditangkap dalam Kasus Pencucian Uang

TRANSINDONESIA.co | Nicolas Petro, putra Presiden Kolombia Gustavo Petro, ditangkap terkait penyelidikan kasus pencucian uang dan memperkaya diri yang melanggar hukum, kata kantor jaksa agung pada Sabtu (29/7) pagi.

Putra Petro, seorang politikus di Provinsi Atlantico, menyambut penyelidikan itu saat dimulai pada Maret. Ia sebelumnya menepis tuduhan bahwa dia menerima uang dari pengedar narkoba sebagai imbalan untuk menyertakan mereka dalam upaya perdamaian ayahnya dalam mengakhiri konflik sipil.

Media Kolombia menayangkan video keduanya dikawal ke pesawat pemerintah oleh agen keamanan dengan kendaraan lapis baja dan sepeda motor.

Presiden Petro mengatakan di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa penahanan salah satu anaknya sangat menyakitkan. Namun ia menegaskan kantor jaksa agung memiliki semua jaminan untuk melanjutkan proses tersebut sesuai hukum yang berlaku.

“Untuk anak saya, saya mendoakan keberuntungan dan kekuatan. Semoga kejadian ini menempa karakternya dan semoga dia merenungkan kesalahannya sendiri,” kata Presiden. “Seperti yang saya tegaskan kepada jaksa agung, saya tidak akan mengintervensi atau menekan keputusannya, semoga hukum memandu prosesnya dengan bebas.”

Kejaksaan Kolombia mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa pihaknya akan mengintervensi sidang putra Petro dan mantan istrinya yang akan datang untuk memastikan sistem hukum, hak-hak dasar dan jaminan semua pihak dihormati.

Presiden berjanji untuk membuat kesepakatan damai atau menyerah dengan pemberontak dan kelompok kejahatan untuk mengakhiri konflik internal Kolombia selama 60 tahun, yang telah menewaskan 450.000 orang.

Upaya-upaya tersebut menemui keberhasilan yang beragam pada tahun pertamanya menjabat. Negosiasi yang dihidupkan kembali dengan kelompok gerilyawan National Liberation Army (ELN) menghasilkan gencatan senjata yang dijadwalkan akan dimulai pada Agustus, sementara upaya-upaya untuk menggelar dialog dengan geng kejahatan besar Clan del Golfo terhambat karena kekerasan yang terus berlanjut.

Sebuah undang-undang yang diusulkan untuk mengatur penyerahan kelompok kejahatan, memberikan hukuman yang lebih rendah kepada pelaku tindak pidana sebagai imbalan atas informasi dan pekerjaan restoratif, telah menuai kritik keras termasuk dari jaksa agung.

Kantor jaksa agung akan meminta kepada hakim agar putra Petro dan Vasquez ditahan atas dakwaan tersebut, katanya.

“Tuntutan akan dirumuskan untuk kejahatan yang disebutkan di atas dan tindakan pembatasan kebebasan akan diminta,” kata kantor kejaksaan agung dalam sebuah pernyataan. [voa]

Share
Leave a comment