Model Pengajaran di Sespim Lemdiklat Polri: Moralitas, Cerdas, Humanis

TRANSINDONESIA.co | Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada sekolah pemimpin merupakan sekolah moral untuk membangun karakter sebagai pemimpin. Berbagai cara dari akademik, pengasuhan, pembinaan mental spiritual,  olah raga dan olah rasa semua saling terkait. Kurikulum pendidikan dibangun atas dasar keutamaan bagi polisi dan pemolisiannya yaitu pada kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban.

Oleh sebab itu kesadaran, tanggung jawab, disiplin dan budaya malu ditanamkan dan terus dilatihkan. Baik dari penyelenggara atau lembaga pendidikkan maupun para guru sampai kepada sistem pengajarannya. Kunci pendidikan ada gurunya. Bagaimana para guru untuk mampu melayani, mencerahkan, mencerdaskam hingga merubah mind set sebagai pemimpin yang transformasional. Program belajar mengajar dapat dilakukan secafa aktual maupun virtual, pembangunan literasi, penggunaan teknologi dan media dapat digunakan.

Di era digital pembangunan smart class  setidaknya mulai dibangun dan diterapkan dalam proses belajar mengajar. Pola pendidikan virtual melalui sistem on line dengan menyiapkan atau model pembelajaran yang berkaitan dengan:

1. Model penanaman nilai nilai:  kebangsaan, kebhayangkaraan, kepemimpinan, anti korupsi
2. Managemen strategi berkaitan dengan penanganan masalah masalah yang bersifat emerjensi maupun kontijensi
3. Model penegakan hukum dan keadilan
4. Model penanganan kejahatan yang berdampak luas (white collar crime, trans national crime, extra ordinary crime dsb)
5. Model pengembangan pemolisian yang berbasis wilayah, berbasis fungsi dan berbasis dampak masalah
6. Model penanganan issue issue penting yang terjadi dalam masyarakat dari kegiatan protokoler, kenegaraan, penanganan masalah idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, keselamatan, media, teknologi, hingga ivent nasional maupun internasional

Segala usaha dan upaya secara manajerial, operasional, branding, pemberdayaan soft power maupun smat power agar:

1. Lembaga pendidikan mampu berwibawa dan menunjukkan kualitasnya dalam penyelenggaraan pendidikan atau proses belajar dengan baik dan benar sebagai centre of excellent.
2. Para dosen atau Guru guru sebagai pilar lembaga pendidikan berkualitas dan memikiki kompetensi akademik serta mampu memotivasi peserta didik berani menyampaikan pendapat, menggugat kemapanan, kreatif dan inovatif
3. Dosen atau guru menjadi teladan dan mencintai serta bangga sebagai pendidik, sang pencerah maupun ikon pembangun peradaban
4. Fasilitas pendidikan membuat smart learning atau setidaknya smart class yang berbasis sistem back office, application dan net work yang mampu memberikan dukungan pendidikan secara virtual maupun aktual. Di samping itu juga ada literasi ada sistem coach sistem diskusi dan belajar secara virtual serta ada sistem pengawasan atau kontrol yang mampu menghandle semua kegiatan belajar mengajar.
5. Para peserta didik dapat belajar merdeka dengan berbagai cara apa saja untuk berpikir proaktif problem solving kreatif inovatif dan visioner
6. Proses belajar mengajar  berbasis : keilmuan, pemahamanan dan pengembangan teori dan konsep, studi kasus, problem solving, pemikiran yang merupakan  kebaruan  dan pembaruan. Pola pengasuhan olah jiwa, olah rasa dan olah raga

7. Ada forum diskusi yang basis dialog sebagai ruang untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan produk produk lembaga pendidikan.
8. Ada penerbitan untuk menampung karya para dosen atau guru dan peserta didik secata elektronik atau secara konvensional
9. Ada jurnal ilmiah dan  kerjasama dalam maupun luar negeri untuk kegiatan akademik seperti Penelitian ilmiah, debat publik, bedah buku, kegiatan penelitian, dll.
10. Ada ikatan alumni
11. Aktif dalam kegiatan forum akademis nasional maupun internasional bench mark seminar work shop dan studi nasional dan internasional
12. Ada publikasi pengajarannya ke media on line untuk dijadikan referensi dan literasi
13. Menjadi anggota forum atau asosiasi akademik nasional maupun internasional

Lembaga pendidikan  merupakan cara menyiapkan kader kader di masa depan yang lebih baik. Tujuan pendidikan adalah adanya profesionalisme, kecerdasan, moralitas dan modernitas bagi semakin manusiawinya manusia dalam konteks kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban.

Guru sebagai pilar lembaga pendidikan dan sebagai sang pencerah bagi masa kini dan menyiapkam masa depan yang lebih baik. Para guru sebagai penerang dalam kegelapan menuntun para muridnya untuk mampu melihat jagat raya. Menjadi guru bukan sekedar profesi melainkan panggilan jiwa untuk menapaki jalan hidup sebagai guru. Kebahagiaan dan kebanggaan para guru tatkala para muridnya mampu melampaui dirinya. Guru sang pencerah akan terus menemukan telur rajawali dan menetaskannya, menyadarkan agar jati diri rajawali muncul dan mampu terbang mengangkasa.

Para guru dalam mendidik bukan sebatas memberi pengetahuan namun untuk mencerdaskan melainkan juga mencerahkan dan menyadarkan mampu menemukan jatidiri para muridnya. Untuk mampu berpikir kritis  bahkan mengembangan imajinasinya. Pencerahan pada suatu pendidikan adalah untuk menemukan keutamaan. Pendidikan bukan sebatas persyaratan maka cara cara instan akan menyesatkan dan menjerumuskan dan merusak peradaban. Guru selain sebagai pengajar ia juga memiliki status sosial.

Tatkala status sosialnya rendah maka kualitas pendidikan akan jauh dari memuaskan. Guru adalah kunci dari pendidikan. Hasil didik merupakan cermin dari kualitas lembaga pendidikan. Pendidikan mengajarkan dan menanamkan kesadaran tanggung jawab dan disiplin untuk menemukan  keutamaan kepada para siswanya. Pendidikan bagian kodrat manusia untuk menjadi pembelajar, melalui pendidikan dapat mengetahui segala sesuatu. Pendidikan menjadi ruang transformasi pengetahuan ketrampilan moralitas agar semakin manusiawinya manusia

Guru sebagai kunci pendidikan menjadi energi transformasi yang mencerahkan hidup dan kehidupan para muridnya. Hidup dalam suatu peradaban diperlukan pendidikan agar kemampuan untuk memahami, membatasi, empati, peduli, saling menghormati, dan mampu saling menghidupi. Pendidikan refleksi suatau peradaban? Kalau iya mengapa? Hidup memerlukan peradaban bukan semata mata hanya bisa bertahan hidup namun juga menumbuh kembangkannya. Peradaban tanda manusia ada sebagai mahkluk berakal budi. Manusia memiliki akal budi untuk berimajinasi. Dari imajinasi itulah mampu mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.

Seni dan budaya pilar peradaban? Tatkala dikataka iya dapat ditunjukan bahwa  manusia mampu untuk bertahan hidup dan mengatasi kendala hidup dan kehidupannya diperlukan harmoni sbeagai solusi. Di situlah seni dan kebudayaan mjd ruang dan sekaligus pilarnya. Manusia adalah mahkluk paling lemah sekaligus paling kuat. Namun untuk mengatasi kelemahannya dan mencapai kekuatannya, ia harus belajar dalam segalanya.

Manusia sebagai mahkluk pembelajar karena dituntut memiliki kepercayaan diri dan bekerja keras untuk hidup dan kehidupannya.

Guru sang pencerah selain mentransformasi pengetahuan juga menanamkan kecintaan akan seni sebagaj panggilan hati sekaligus kesadaran moral menjaga budaya dan peradaban bangsa. Menjadi guru dalam mencerahkan sebenarnya telah mengimplementasikan seni dalam pengajarannya yang menyambung rasa jiwa. Guru pencerah bagi hidup dan kehidupan dalam semua lini kehidupan sepanjang masa.**

Chrysnanda Dwilaksana
Kontemplasi Lembah Someah 280323

Share
Leave a comment