Razali Hasibuan “Bang Rojer” Wafat, UAS Kenang Perjumpaan dengan Sang Senior hingga di Cairo

TRANSINDONESIA.CO : Berpulangnya ke Rahmatullah H. Razali Indra Gunawan Hasibuan menjadi kenangan tersendiri bagi Ustadz Abdul Somad (UAS) yang merupakan junior almarhum Razali Hasibuan di pesantren Deli Serdang, Sumatera Utara.

Almarhum merupakan senior alumni Pesantren Darul-Arafah, Deli Serdang, yang juga pesantren tempat UAS menuntut ilmu itu, UAS dan rekan rekan santri akrab memanggilnya Bang Rojer.

UAS mengetahui khabar wafatnya Bang Rojer dari akun salah seorang alumni almarhum lewat akun Facebook Ahmad Berinda Nasution yang memposting status, “Telah berpulang Razali Indra Gunawan Hasibuan alumni 3 DA sekitar jam 23.00, rencana akan dikebumikan di Jepara, mohon doa agar almarhum diterima amal ibadah nya dan diampuni segala dosanya”.

Ucapan belasungkawa akun Ahmad Berinda Nasution itu kemudian di screenshot UAS yang kemudian menulis kenangan perkenalannya dengan Bang Rojer.

Berikut status UAS di akun Facebook Ustadz Abdul Somad yang posting pada Ahad (3/10/2011) sekitar pukul 19:00 WIB, menceritakan kenangan dan pengalamannya dengan Bang Rojer:

Tahun 1993 aku masuk Psantren Darul-Arafah, Deli Serdang, Sumatera Utara. Yang paling ditakuti masa itu Qismu Ta’lim dan Qismu Lughah. Mereka kakak-kakak kelas lima. Kantor mereka di samping Qismu Istiqbal Dhuyuf, sebelah labor. Diantara personel Qismu Ta’lim, yang masih ku ingat, ada satu orang, kacamata tebal, tak pernah senyum, pecinya, bajunya, kainnya, semua rapi. Bang Rojel panggilannya. Sebelum jam enam sore, dia sudah berdiri di tepi jalan menuju masjid, “Hayya bissur’ah!!!”, bentaknya. Kami pun lari menuju masjid. Setelah di masjid, dia masuk. Di bahunya ada sajadah. Siap ‘menyapa’ siapa saja yang terkulai karena kantuk. Setelah maghrib, nama-nama pelanggar disiplin dipanggil ke mahkamah Qismu Ta’lim.

1998 aku sampai di Cairo. Aku jumpa dengan personel Qismu Ta’lim itu. Bang Rojel. Sekarang dia lebih soft, ramah. Tapi aku tetap segan, sungkan, bagaimanapun dia kakak kelas ku.

2021, pagi ini aku dapat kabar. Bang Rojel sudah pergi mendahului aku. Terasa menyengat di pangkal hidungku, hangat mataku. Tak tahan air mataku jatuh.
Alfatihah untuk Abangda Razali Indra Gunawan Hasibuan
اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه”

Almarhum kelahiran Medan 15 Januari 1975, tamat Sekolah Dasar masuk Pesantren Darul Arafah hingga tamat dan melanjutkan ke Cairo.

Almarhum merupakan putra pasangan H. Muhammad Ishak Hasibuan – Hj. Kartini, merupakan anak kedua dari empat bersaudara, Ginda Hasibuan, Angeran Suhanda Hasibuan dan Ramadhona Hasibuan.

Ayahanda Rojer menyatakan, almarhum pada Sabtu (2/10/2021) malam berkumpul dengan keluarga di rumah abangnya Ginda Hasibuan dan adiknya Angeran di Jakarta. “Tidak ada sakit apa-apa, barusan dari rumah semua kumpul keluarga. Bahkan menjadi imam Shalat Isya. Sekitar pukul 21:00 almarhum pulang bersama keluarga ke rumahnya di bilangan Kali Bata, Jakarta Selatan,” kata Ishak Hasibuan ayahanda almarhum menuju Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, untuk di makamkan di kampung Istri almarhum, Nuvalia.

Prosesi pemakaman berlangsung lancar setelah keluarga membawa jenazah ke Bangsri dari Jakarta tiba sekitar pukul 15:00 WIB.

“InsyaAllah perjalan Jakarta ke Jepara sampai Fardu Kiifayah semua berlangsung lancar,” kata Abang almarhum, Ginda Hasibuan saat dihubungi melalui telepon selular, Ahad (3/10/2021) malam.

Almarhum meninggal dunia, Ahad (3/10/2021) pukul 00: 30 WIB dinihari, di diagnosa tidak ada mengalami penyakit.

“Pukul 00:00 malam itu sempat kami bawa ke RS Duren Tiga karena almarhum sekitar pukul 23:00 WIB sempat muntah muntah. Istri almarhum telepon, kemudian saya langsung ke rumah dan almarhum waktu itu masih sadar,” kata Ginda Hasibuan.

“Tidak usah bang, dulu waktu di Cairo aku juga pernah gini, cuma angin aja, nanti juga ilang,” ungkap almarhum seperti diceritakan Ginda saat ingin membawanya ke rumah sakit.

Terpikir masuk angin, lalu Ginda membeli obat, setelah kembali ke rumah alamrhum sudah tidak sadarkan diri. Terlihat adik alamrhum Angeran tengah berupaya memompa dada alamrhum, kemudian Ginda mencoba memberi pernafasan. Melihat hal itu, Ginda dan Angeran membawanya ke rumah sakit hingga dokter menyatakan telah wafat.

Mendapat kepastian dokter adiknya wafat, Ginda bermusyawarah dengan kedua orangtuanya, istri almarhum dan kemudian memutuskan untuk di makamkan di Bangsri, Jepara.

Almarhum dikenal supel dan ramah bergaul ini wafat meninggalkan seorang istri, dan putranya Dafy kelas IV SD, dua putrinya, Bia kelas II SD, serta Nissa masih berusia 5 tahun.

Khabar duka dalam menyelimuti kesedihan keluarga besar almarhum merebak ke keluarga, saudara, sahabat, karib hingga ke Ustadz Abdul Somad

Kini almarhum telah pergi menghadap sang Khalik Allah SWT memanggilnya kembali untuk selama lamanya.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un:
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali”.

“Ya Allah, hamba mohon ampunilah almarhum, angkatlah derajatnya bersama dengan orang-orang yang memberi petunjuk. Berilah penggantinya terhadap orang-orang yang ditinggalkan sesudahnya. Ampunilah dosa-dosa kami dan juga dia wahai Tuhan kami pemilik pengampunan, seru sekalian alam, lebarkanlah kuburnya dan berikan penerangan di dalam kuburnya. Aamiin”.[sfn]

Share
Leave a comment