Sri Mulyani Sebut Penurunan Suku Bunga Bisa Kerek Investasi

TRANSINDONESIA.CO –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap kebijakan penurunan tingkat suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) bisa menggenjot aliran investasi yang masuk ke Tanah Air pada semester II 2019.

Di saat bersamaan, pemerintah juga memberi sejumlah insentif agar gairah investor kian meningkat.

Bendahara negara menjelaskan penurunan suku bunga acuan tentu akan berdampak pada iklim investasi. Salah satunya, dapat mendorong investasi dari pengusaha lokal. Sebab, penurunan bunga acuan biasanya bisa diikuti dengan penurunan bunga kredit bank sebagai sumber modal bagi dunia usaha.

“Suka tidak suka, kami lihat muncul dampaknya pada investasi,” ungkapnya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (22/7/2019).

Perkiraannya, pertumbuhan investasi bisa meningkat hingga 6 persen pada semester II 2019. Proyeksi ini meningkat cukup tinggi dari realisasi semester I 2019 sekitar 5 persen.

Dari sisi eksternal, khususnya investasi pada instrumen surat utang, investor sejatinya akan mendapat imbal hasil (yield) sedikit lebih rendah dari sebelumnya.

Hal ini bisa saja membuat keinginan investor untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) menurun. Apalagi bila yield yang ditawarkan lebih rendah dari negara-negara lain.

Meski demikian, minat pembelian surat utang sebenarnya masih bisa meningkat bila ada dukungan dari beberapa indikator ekonomi lain. Misalnya, nilai tukar rupiah dan laju inflasi stabil.

Kemudian, turut didukung dengan kebijakan pemerintah yang menciptakan iklim kondusif bagi investasi di dalam negeri. Tak ketinggalan, dengan berbagai insentif yang diberikan, misalnya yang teranyar pengurangan pajak bagi perusahaan yang melakukan pengembangan riset dan pendidikan vokasional di dalam negeri (super deductiable tax).

“Kami juga memberikan tax holiday, tax allowance, itu semua kami harapkan akan mendapatkan momentum pada semester kedua, sehingga berdampak positif bagi investasi,” katanya.

Sebelumnya, BI telah menurunkan bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,75 persen pada bulan ini. Namun, tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility tetap di level 5 persen dan 6,5 persen.

Keputusan ini diambil usai mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan domestik. Bahkan, BI membuka peluang untuk kembali menurunkan bunga acuan ke depan. BI akan akomodatif dalam beberapa kebijakan dan akan terus ke depannya. Apa itu akamodatifnya? Lewat pengendoran likuiditas dan penurunan suku bunganya,” tutur Gubernur BI Perry Warjiyo. (uli/lav)

 

Sumber : CNN Indonesia

Share
Leave a comment