Suap di Dua Polda, Kapolri Jangan jadi Penonton

suap dirlantas polda metro jayaDugaan suap Dirlantas Polda Metro Jaya.(ilutrasi)

 

TRANSINDONESIA.CO – Permainan kotor di tubuh Polri semakin menggurita. Kapolri seharusnya tak tinggal diam menyikapi kekisruhan di tubuh Polri yang semakin tajam. Setelah terkuak kasus di Ditlantas Polda Metro kini terungkap di Samsat Manyar Polda Jawa Timur (Jatim).

”Kapolri jangan cuma sebagai penonton,” tandas Neta.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, dalam kasus ini pimpinan Polri seharusnya tidak berhenti dengan memeriksa bawahan, tapi harus sampai ke pucuk pimpinan yang mengatur lalulintas pungutan liar.

“Kapolri harus memeriksa adanya dugaan petingi Polri yang menerima mobil mewah jenis Land Cruiser yang diduga sebagai gratifikasi dari dirlantas,” tandas Neta.

Jika hal ini dibiarkan, tanpa adanya penjelasan dari petinggi Polri rakyat semakin tak percaya dan jangan salahkan kalau Polri diobok-obok KPK lagi.

Dikabarkan, seorang oknum petugas Ditlantas Samsat Manyar, Surabaya, Jawa Timur, ditangkap di kediamannya di Sidoarjo. Dia diduga menerima gratifikasi (suap) dalam pengurusan dokumen kendaraan.

“Aiptu B itu hanya petugas di lapangan saja. Jika dia terbukti menerima suap, pasti sepengetahuan atasannya,” kata Neta S Pane, Senin (28/4/2014).

Neta meragukan kasus pungli seperti ini bisa terungkap dengan tuntas kalau yang memeriksanya dari Kepolisian juga.

Karena itu, dia menyarankan kasus seperti ini diserahkan saja ke KPK.

“Saya yakin, KPK mampu menelusuri kemana saja aliran uang hasil pungli ini. Saya ragu kalau polisi juga yang menangani,” ujarnya.

Sebelumnya, Mabes Polri menangkap seorang pengusaha biro jasa bersama dua anggota Polwan di Gedung Ditlantas Polda Metro Jaya. Dari ketiga orang itu diamankan uang tunai Rp350 juta yang dicurigai akan diberikan kepada petinggi Ditlantas Polda Metro.(pk/dham)

Share
Leave a comment