Prof Kiki: Polri Tinggalkan Kesetiaan Prabu, Kini Pelindung Masyarakat

TRANSINDONESIA.CO – Keberadaan Polri memang dilematis, ‘dia di sayang dan dirindukan, tapi juga dia di benci dan di cemooh’. Keberadaan Polri dalam pengelolan tata pemerintah yang tidak bisa dilepaskan dan terjadinya transformasi pengelolaan keamanan Indonesia yang kerab terjadi pergeseran dari pemerintah Orde Baru ke Era Reformasi.

Pada Orde Baru, ABRI sebagai leading sector Hankam dengan Dwi Fungsi ABRI nya dinilai melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan sehingga terjadi pergeseran ke Era Reformasi dengan pemisahan ABRI – Polri.

Profesor (Ris) Hermawan Sulistyo,PhD.[RAD]
Profesor (Ris) Hermawan Sulistyo,PhD.[RAD]
Pada era Kerajaan (Prabu), Polri dinilai mewakili kekuasaan. Kesetiaan pada pemerintah, yakni Prabu kini semakin ditinggalkan. Kemudian terjadi pergeseran di mana Polri (sipil) harus menjadi pelindung masyarakat.

“Yang melakukan kejahatan itu negara, dalam perjalanan negara bisa mengancam keselamatan rakyatnya, kalau disalahgunakan. Sehigga terjadi pergeseran, kesetiaan Polri pada Prabu ditinggalkan menjadi pelindung masyarakat,” kata Profesor (Ris) Hermawan Sulistyo,PhD, saat memberi materi pada siswa Sekolah Keamanan Nasional (Kamnas) Angkatan ke-II,  di Kampus Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara), Jalan Raya Perjuangan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis 8 Desember 2016.

Share
Leave a comment