Walikota Bekasi Tinjau Tembok Pembatas Warga

TRANSINDONESIA.CO – Walikota Bekasi, Rahmat Effendi pantau langsung permasalahan warga di Jatibening Baru terkait tembok pembatas wilayah guna menengahi permasalahan tersebut antar warga di daerah tersebut, Kamsi (26/5/2016).

Berdasarkan laporan warga, penutupan jalan yang berada di Jalan Danau Maninjau RT01/RW04 Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat. Ketua Ketua RW 04, Rusdi Effendi, mendukung pembongkaran tembok yang oleh Yulia Rachmat, pemilik rumah yang terkurung merasa tidak mendapatkan keadilan.

RW04 itu bertekad mengadukan ke Dinas Tata Kota sebagai pihak yang berwenang dan sampailah kepada Walikota Bekasi.

Walikota Bekasi, Rahmat Effendi saat memanjat tembok pembatas wilayah Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede.[IDH]
Walikota Bekasi, Rahmat Effendi saat memanjat tembok pembatas wilayah Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede.[IDH]
Walikota yang datang dan melihat tembok pembatas yang bertuliskan “tembok pembatas wilayah” menaiki sebuah tangga untuk melihat ke atas dan terlihat bahwa ada satu rumah yang terkurung untuk menuju akses keluar.

Rumah yang didiami Yuli itu menjadi korban karena sebelumnya ia pindah. Kemudian Walikota putar balik mengunjungi kediaman Yuli untuk berbicara dan bermusyawarah dengan pemilik rumah dan RW yang menuntut bayar.

“Saya instruksikan kepada pemilik rumah jika memang bersalah karena perihal dahulu buat surat permohonan maaf kepada warga meskipun bukan ibu Yuli yang melakukan, agar bisa terjalin kembali harmonis antar tetangga dan dapat ijin untuk membongkar tembok pembatas tersebut,” kata Rahmat.

Sedangkan untuk RW terkait masalah pembayaran tuntutan pembayaran ganti rugi, Walikota mengambil jalan tengah setelah negosiasi karena dari pihak RW meminta sebesar Rp50 juta dengan bermusyawarah.

Walikota menyatakan, bersedia membayar sebesar Rp20 juta untuk melengkapi administrasi yang dahulu masih bermasalah dan untuk lancarnya pembongkaran tembok tersebut.

:Dengan demikian permasalahan pada warga di Jatibening baru selesai dengan bermusyawarah dan kepala dingin, sesehingga masyarakat bisa terjalin keharmonisan antar bertetangga,” terang Rahmat.[Idh]

Share
Leave a comment