TRANSINDONESIA.CO – Staf khusus presiden, Andi Arief, menilai surat terbuka Romo Franz Magnis Suseno berbahaya.
“Surat Romo Magnis ini mengancam persatuan di negara yang kita cintai ini,” ujar Andi Arief, Kamis (3/7/2014).
Ia menilai Franz Magnis pura-pura tidak tahu bahwa semua kelompok agama itu ada garis yang fundamental. Ada Islam fundamental, Katolik fundamental, Kristen fundamental, Hindu fundamenta, dan lainnya, diperbolehkan dimanapun untuk mengikuti Pemilu.
“Karena Pemilu memang untuk memaksa semua kepentingan untuk dikontestasikan agar rakyat memilih atau tidak,” ujarnya.
Andi Arief tidak habis pikir Franz Magnis berkesimpulan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) adalah sarang Islam fundamentalis. “Ada-ada saja ROMO, tak biasanya ini terjadi: Apakah ini bisa dibaca sebagai surat instruksi agar agama tertentu untuk tidak memilih capres tertentu?” imbuhnya.
Andi Arief khawatir tokoh-tokoh agama akan kehilangan pengaruhnya jika kehendak masyarakat sudah meninggalkan isu sektarian. Sudah banyak tokoh agama, baik Islam dan lainnya, kehilangan kredibilitas karena momentum pemilu.
Di negara tetangga Filipina, contohnya, Kardinal Sin hampir kehilangan legitimasi saat salah memilih untuk ikut arus impeach Arroyo. Itulah pertama kali seruan Kardinal Sin hilang seperti angin.
“Cukup sudah kita nyatakan agar cara-cara membahayakan seperti yang dilakukan Romo Magnis hanya sampai di sini. Tak ada lagi yang coba-coba. Kita hidup dan lahir bahkan mati di tanah ini,” imbuhnya.
Ia meminta semua pihak saling menghormati. Presiden mendatang harus mampu mengelola perbedaan-perbedaan yang ada.
Sebagaimana diberitakan, beredar surat terbuka Franz Magnis Suseno. Dalam suratnya Franz Magnis mengkhawatirkan adanya kelompok Islam garis keras di barisan pendukung Prabowo-Hatta.
Dalam surat itu, Franz Magnis khawatir Prabowo akan tersandera oleh kelompok garis keras tersebut.(ini/sof)