Pemerintah Prioritaskan Pendidkan bagi Anak TKI di Malaysia

TRANSINDONESIA.co | Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan berkualitas termasuk anak-anak yang orang tuanya bekerja di Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pemerintah Indonesia memprioritaskan mereka untuk mendapatkan akses pendidikan seperti anak-anak Indonesia pada umumnya.

Guna mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah menyelenggarakan Layanan Pendidikan Community Learning Center (CLC) tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak, Malaysia. Dalam pelaksanaannya, CLC berada di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) sebagai sekolah Induk.

CLC atau Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Indonesia adalah lembaga pendidikan yang dibentuk pada 2008 atas dasar prakarsa dari, oleh, dan untuk masyarakat setempat. Khususnya perusahaan perkebunan sawit, juga masyarakat lokal setempat di Sabah-Sarawak, serta didukung dan dibina oleh Pemerintah Indonesia.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Atdikbud KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia, Prof. Muhammad Firdaus mengatakan, layanan pendidikan yang difasilitasi CLC adalah jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

CLC, lanjutnya, dibagi menjadi CLC Ladang dan CLC Non Ladang. CLC Ladang adalah CLC yang beroperasi di ladang sawit yang berskala besar. sedangkan CLC Non Ladang adalah CLC yang beroperasi di luar ladang sawit skala besar, seperti ruko, bangunan gereja, dan perumahan.

“CLC diinisiasi untuk memenuhi hak pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di Sabah dan Sarawak, Malaysia yang tidak terjangkau oleh SIKK sebagai sekolah induk, karena jarak yang jauh dan memiliki daya tampung peserta didik yang terbatas. Maka dari itu, CLC menjadi kelas jauh dari SIKK,” kata Prof. Firdausi dalam perbincangan dengan Pro 3 RRI, Rabu (6/3/2024).

Menurut dia, CLC diprioritaskan untuk anak-anak Indonesia yang lahir dan besar Malaysia. Mereka adalah anak-anak para pekerja migran Indonesia yang rata-rata tidak memiliki dokumen resmi.

“Diharapkan dengan adanya layanan pendidikan CLC, hak anak-anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan di mana pun berada bisa terfasilitasi,” ujarnya.

Tidak hanya sampai sebatas SMP saja, tetapi mereka juga diberikan kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya di Indonesia. Bahkan, sampai masuk universitas di Indonesia melalui program-program beasiswa prioritas bagi anak-anak yang memiliki kemampuan akademik dan prestasi yang baik.

“Beasiswa yang diberikan memang masih terbatas. Ini dikarenakan jumlah murid yang bersekolah di CLC sudah ribuan dalam beberapa tahun terakhir ini,” ucap Firdaus.

Anak-anak yang sekolah di SIKK atau CLC yang ada di Malaysia, menurutnya, tidak kalah dengan anak-anak yang sekolah di Indonesia. Meskipun mereka berasal dari keluarga yang memiliki berbagai keterbatasan, tapi mereka punya prestasi luar biasa.

“Bahkan ada yang sampai diundang kampus ternama di luar negeri. Ada pula yang mendapat beasiswa  melanjutkan sekolah ke luar negeri,” kata dia.

Tenaga pendidik di CLC dikirimkan dan digaji dari Indonesia oleh Kemendikbudristek yang memenuhi kualifikasi tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhan di CLC, disebut juga Guru Bina. Menurut Firdsaus, kesejahteraan guru-guru CLC boleh dikatakan cukup baik karena ada insentif khusus yang diberikan kepada mereka. [rri]

Share
Leave a comment