KTT ASEAN akan Dihadiri Mitra Negara, Mabes Polri Siapkan Pengawalan Tamu Negara

TRANSINDONESIA.co | Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang akan berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC) pada 5-7 September 2023, tidak hanya dihadiri oleh pemimpin organisasi dari negara ASEAN, tapi juga dihadiri oleh negara-negara mitra, yakni Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Selatan, Jepang, Selandia Baru, Australia, Federasi Rusia, dan Amerika Serikat.

“ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” rangkaian KTT ini diharapkan menguatkan pencapaian visi ASEAN 2045 serta menguatkan kelembagaan ASEAN.

Mabes Polri bersiap menyambut KTT dengan kesiapan pengamanan Asean Summit ke-43.

Kabarhakam Polri Komjen Pol Fadil Imran didampingi Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi memimpin Apel Pengecekan Kesiapan Pamwal Rolakir 43rd Asean Summit di Lapangan Silang Barat Monas, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Fadil Imran menyampaikan langsung tugas pengawalan rute dan parkir yang berada di bawah satgas operasi Tribrata Jaya.

“Saya sebagai Kaops, Kakorlantas Polri sebagai Wakaops, kemudian Dirgakkum Korlantas Polri sebagai Kasatgaspamwal, hari ini kami ingin memastikan bahwa kesiapan personel, kesiapan perlengkapan, siap untuk mengawal jalannya ASEAN Summit ke-43” ujar Fadil Imran.

Selain itu terdapat juga personel gabungan yang dilibatkan sebanyak 1679 personel, mulai dari personel Korlantas Polri, personel Ditlantas Polda Metro Jaya, personel Ditlantas Polda Banten, personel Dit lantas Polda Jawa Barat dan beberapa Polda Polda lain yang di BKO ke Korlantas Polri.

“Dalam hal ini kendaraan yang dilibatkan BKO ke Paspampres ada 60 roda empat listrik, 66 roda dua listrik, untuk delegasi ada 35 roda empat fosil dan 25 roda dua fosil, dan 176 anggota lalu lintas beserta kendaraannya akan di BKO untuk pengawalan VVIP atau ketua delegasi Pimpinan Negara,” tambah Fadil Imran.

Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi selaku Wakaops mengatakan terkait rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan dalam pengamanan Asean Summit.

“Tentunya rekayasa rekayasa dan seluruh hal-hal yang bisa menyangkut langsung pada kegiatan lalu lintas katakanlah usulan tentang WFH pada beberapa kantor, kemudian pembatasan jenis kendaraan yang akan melintas di Jakarta, anak-anak sekolah akan belajar dari rumah,” jelas Firman seraya berharap dengan kebijakan yang ada, dapat memberikan sedikit ruang agak lenggang di Jakarta serta menjadi tuan rumah yang baik untuk tamu Negara. [mil]

Share
Leave a comment