LELAKON

Wayang dalam pertunjukan merupakan seni yang saling terkait terkonstruksi dalam suatu performance harmoni.

TRANSINDONESIA.co | Lelakon dapat dipahami sebagai peristiwa hingga perjalanan hidup. Lelakon dari kata laku yang bermakna tindakan atau perbuatan. Hidup dan kehidupan akan saling berkaitan bisa saja saling mempengaruhi sebagai dampak sebab akibat.

Lelakon hidup dan kehidupan bisa digambarkan dengan analogi wayang. Wayang merupakan refleksi atas hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai peristiwa yang saling kait mengkait. Wayang dipentaskan dalam kisah atau lakon atau peristiwa yang ada oramg oramg yang di lakonkan dalam berbagai karakter. Baik, jahat, munafik, rajin, pemalas, penerima berkat dan pahala sampai penerima karma semua ada. Wayang dari kata bayang yang bisa dipahami sebagai bayangan atau cermin atau refleksi hidup dan kewehidupan manusia.

Wayang dalam pertunjukan merupakan seni yang saling terkait terkonstruksi dalam suatu performance harmoni antara seni suara, musik, tari, sastra, rupa, bisa dikembangkan dalam seni seni lainnya. Wayang menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun. Perubahan dan perkembangannyapun, mengikuti corak masyarakat dan kebudayaannya serta jamannya.

Wayang bertahan hidup tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dicintai dan dijadikan penyampaian tatanan yang dijadikan tuntunan dalam tontonan. Para dalang dan perangkatnya menumbuhkembangkan dalam gaya dan pola yang bervariasi sesuai konteks dan kebutuhannya.

Wayang menjadi simbol bahkan jati diri dari suatu masyarakat, bangsa dan negara. Tradisi penuturan transformasi hingga akulturasi dapat dilakukan dari generasi ke generasi.

Wayang secara umum berbasis kisah Ramayana dan Mahabarata atau kisah kisah lainnya. Jenis dan karakter wayang beraneka ragam antara lain:

1. Wayang purwo atau wayang kulit demgan gaya Surakarta, Yogyakarta, pesisiran, jawa timuran dsb
2. Wayang Ukur yang diciptakan dan dikembangkan oleh Ki Sigit Sukasman
3. Wayang Sadat yang berbasis pada Agama Islam
4. Wayang Wahyu yang berbasis pada Agama Kristen
5. Wayang Suket, materialnya dari rumput / suket
6. Wayang Klitik, model wayang purwo yang dibuat dari kayu
7. Wayang Beber yang memuat Kisah Joko Kbang Kuning dengan Dewi sekartaji ada model Kediri dan ada juga Model Pacitan. Yang juga berkembang di Surakarta dan Yogyakarta.
8. Wayang Golek model wayang dari kayu demgan model boneka
9. Wayang Kamardikan, wayang yang mengkisahkan perjuangan kemerdekaan
10. Wayang Diponegoro, mengisahkan perjuangan Pangeran Diponegoro.
11. Wayang Bali, model wayang yang berbasis Ramayanan dan Mahabarata dengan gaya khas Bali
13. Wayang Potehi, mengisahkan kisah kisah dari China

Masih banyak lagi jenis jenis wayang lanya.Wayang dalam teknik dan gayanya juga dikembangkan dalam corak masyarakat dan kebudayaanya. Hampir di beberapa negara memiliki model wayang yang beragam. Model dari India, Thailand, Kamboja, Jepang, Korea, China, Vietnam dsb. Wayang gambaran hidup dan kehidupan yang dalam pengkisahannya dapat diisi pesan pesan moral atau kepentingan kepentingan tertentu.

Dalam pertunjukan wayang ada goro goro yang dikisahkan para punokawan, wulu cumbu atau abdi kinasih dari para pembantu para ksatria. Mereka orang orang biasa namun bersahaja, berbahagia dan bijaksana. Biasanya sebagai local wisdom atau kearifan lokal yang diwujudkan dalam golongan kelas bawah.

Gaya bahasanya sederhana ceplas ceplos lantang tanpa tedeng aling aling, lugas, sederhana, jujur dan teguh dalam kebaikan dan kebenaran. Kisah ini dinanti karena lucu dan penuh dengan satir yang kadang sarkas namun mampu mengkoprol koprolkan kemunafikan bahkan logika pembenaran, yang jauh dari kebenaran.

Wayang memang ada dalangnya, ada panggungnya ada tata pencahayaannya, ada sinden atau penyanyinya, ada wiyogo atau pemain alat alat musik bahkan ada  ritual ritual sebagai tanda syukur dan mohon kekuatam dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Chrysnanda Dwilaksana

Suta dinihari 080922

Share
Leave a comment