Ukraina Minta Lebih Banyak Bantuan Sementara Pemimpin NATO Bertemu di Brussels

TRANSINDONESIA.co | Para pemimpin NATO bertemu pada Kamis (24/3) di Brussels untuk membahas tanggapan jangka pendek dan jangka panjang terhadap invasi sebulan Rusia di Ukraina, dan mereka dijadwalkan mendengar seruan langsung Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengenai lebih banyak bantuan.

Menjelang pertemuan, Zelenskyy menggunakan pesan video yang disampaikan dalam bahasa Inggris, untuk meminta dukungan “efektif dan tak terbatas” dari para anggota NATO, termasuk senjata untuk pasukan Ukraina.

Zelenskyy juga meminta orang-orang di seluruh dunia agar menggelar protes umum menentang invasi Rusia.

“Datanglah dengan simbol-simbol Ukraina untuk mendukung Ukraina, untuk mendukung kebebasan, untuk mendukung kehidupan,” kata Zelenskyy. “Datang ke alun-alun Anda, jalan-jalan, buat diri Anda terlihat dan didengar.”

Selain untuk mengikuti pembicaraan NATO, Presiden Joe Biden pada Kamis (24/3) dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin G-7 dan Dewan Eropa. Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan target keseluruhannya adalah mendengar “tekad dan persatuan yang telah kami lihat selama sebulan ini akan bertahan selama diperlukan.”

Sullivan mengatakan bahwa ini mencakup negara-negara menindaklanjuti komitmen memasok perlengkapan militer untuk Ukraina, menegakkan sanksi-sanksi yang ada terhadap Rusia dan untuk mencari cara-cara meningkatkan kedua hal itu serta bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terdampak pertempuran.

Biden dijadwalkan mengumumkan babak sanksi baru yang menarget tokoh-tokoh politik, orang-orang berpengaruh dan entitas Rusia lainnya.

“NATO memberikan bantuan yang tidak pernah diberikan sebelumnya untuk Ukraina, membantu mereka membela diri,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan menjelang pertemuan pada Kamis (24/3).

“Sekutu-sekutu NATO juga menjatuhkan sanksi yang tidak pernah dilakukan sebelumnya terhadap Rusia untuk menghambat, mengurangi kemampuan Rusia membiayai perang melawan Ukraina ini, dan kami juga tentu saja memastikan bahwa kami siap melindungi semua sekutu,” ujarnya.

China telah mengkritik sanksi-sanksi terhadap Rusia dan telah membuat Biden memperingatkan agar tidak membantu Rusia mengelak dari sanksi-sanksi tersebut.

Ketika ditanya mengenai peran China, Stoltenberg Kamis mengatakan bahwa China seharusnya “bergabung dengan seluruh dunia dalam mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan tidak memberikan dukungan politik maupun dukungan material apapun untuk invasi Rusia ke Ukraina.”

Stoltenberg mengatakan kepada wartawan bahwa aliansi itu sedang membentuk empat kelompok tempur baru di sayap timur aliansi sebagai bagian dari langkah defensif tambahannya setelah invasi Rusia di Ukraina.

Unit-unit siap tempur itu siap dikirim ke Bulgaria, Hungaria, Romania dan Slovakia, kata Stoltenberg, yang membuat jumlah kelompok tempur NATO di sisi timurnya menjadi delapan. Kelompok-kelompok tempur NATO lainnya telah beroperasi penuh di negara-negara Baltik dan Polandia sejak 2017.[voa]

Share
Leave a comment