Byuk, Srat Sret, Bat Bet Karya Jiwa: Dialog dengan Joko Kisworo

TRANSINDONESIA.CO | Dalam berkarya saya melakukan dengan sepenuh hati dan melepaskan beban bagai menyiram air ” byuk” dengan goresan kuas dan mencampur warna ala ” srat sret dan bat bet”. Ekspresi karya menjadi cuilan atau refleksi jiwa dan dalam karya  terkandung makna jiwa. Dialog pameran “Karya Jiwa”, karya 40 tahun belajar menggambar saya dialogkan dengan Mas Joko Kisworo (Jokis);

Cdl: Tahun 2021 iki nek tak etung mulai pameran pertama iki 40 th berkarya lho mas

Jokis : Waaa iku buku ni jiwa jadikan momentum dan bukunya diterbitkan

Cdl: iya mas, ini sedang dumy hhh dan masih dipikir apa yang akan dipamerkan nanti. Tapi yo wes opo anane sik

Jokis : Pak Pameran jiwa2 40th gmbar di  musium nasional aee…..sekalian  jembar kae 200 karya masuk.

Cdl: Wah mantaf iku
Perlu diskusi dan persiapan matang iki waktu sudah di penghujung tahun

Jokis : karya apa saja yang berkaitan dengan seni bisa dijadikan olahan ngutek2 jiwo. Berkesenian ki jane yo sak upomo :” Ngrogoh2 Rowo rosoo”.

Cdl: Bbrp hari iki aku kepikiran pingin membahas karyane matise, chagall, paul gquguin, cezane, edward munch. Karyane koyo2 sak karep2 tapi enek sesuatu energi kuat. Wong sik iso menikmati koyo2 iso enek kontak jiwa

Jokis: Matise Yo sing hidup di gereja membuat jubah baptis…hidupnya empiris banget. Karya keemasannya saat2 berdarah darah, bernanah nanah. Karyane Nashar nek direnungake koyo Henry Matise garis garise. Garis dan warna kesepian merupakan kesepian pqnjang

Cdl: Seniman besar itu secara total benar benar sepenuh hati jiwa bahkan raganya diberdayakan hingga diserahkan tanpa syarat dalam berkarya

Jokis: Totalitasnya sudah berupa  dan seirama detak jantung….

Cdl: Garis warnanya bergejolak seakan hidup berjiwa dan sarat makna

Jokis: Seniman besar itu walau tidak menghasilkan pekerjaan apapun juga sebuah  hasil kerja. Sebuah kerja diantara dialektika waktu….di sana pastinya banyak sekali menginspirasi peradaban….

Cdl: Kesungguhan dalam berkarya terlihat pada karyanya yang memberikan pengaruh luas bukan perilaku kesehariannya

Jokis: Mbah Joko Pekik, Gultom, Amrus, Affandy,  para seniman Lekra yang diasingkan penguasa…toh jadi sebuah legenda ..

Cdl: Hidup dan kehidupan itu seni tatkala penuh dalam tekanan keterbatasan bahkan ancaman jiwa raga  sekalipun tidak akan mampu menahan lonjakan dan lompatan jiwanya untuk berkarya

Jokis : Seni itulah yang mengajarkan memanusiakan manusia…bahkan menjaga ekosistem alam untuk keseimbangan

Cdl: Seni bagian dari manusia dan kemanusiaannya yang hidup dalam kehidupan secara dinamis bertahan bahkan tumbuh berkembang silih berganti mengikuti zaman

Jokis : Pemangku peradaban…

Cdl: Seni tatkala dijadikan ajang adu benar dan kekuatan maka di situ berlaku hukum rimba

Jokis: Persoalannya mural PO moral Iki luntur…seniman2 akeh yang turun moralnya sehingga gak paham betul mural tu yang seperti apa……Banksy tokoh mural dunia hingga kini di buru FBI dan CIA ketika habis berkarya..tapi karyanya benar2 mural kritik apapun kontennya jelas…..ora nyinyir tok?

Cdl: Mural : media untuk rasan atau grundelan hhhh othak athik gathuk

Jokis : Muralis sing cuma seneng mendem melu2 orat order gak paham gak Sinau seni mural ki opo….Yo gampang di tunggangi para oposisi busuk…jangankan seniman..tokoh tokoh ae bisa gak bermoral . Jago godogan mlarat estetika Iki….kosong, cuma luapan emosi..tutur titipan. Hasilnya  kepalsuan. Dan seniman seniman kudu terus Sinau.

Cdl: Seni kekuatan jiwa dengan ketulusan dan kejujuran tatkala sekedar ikut ikutan apalagi suruhan dengan imbalan untuk melampiaskan hajat kepentingan kekuasaan maka buahnya pembodohan dan pembusukkan

Jokis : Multi tafsir…wuaaa senang pemain politik di kasi masukan seni mural .

Cdl: Pemahaman seni memerdekakan itu bebas yang mencerahkan bukan jadi corong gonggongan

Jokis : Lha iiiki ada pembisik ….kelakuan seniman Iki.
Melipir ke politisi….wuaaa senang Iki gurita  nggubet nggubet

Cdl: Seni sarat nilai sekaligus bebas nilai yang menjadi bagian kehidupan manusia yang semakin manusiawi. Seni gorengan sebatas anget gurih diemplok bablas

Jokis : iso kecanthang canthang iku hhh

Cdl: Media bagai asapal cair panas lekat lengket tatkala yang dimasukkan benang kusut tatkala diangkat maka kecil kemungkinan mengurainya

Jokis: Yo ruwet tenan….dan memang di kehendaki.
Kahanan menguntungkan pihak sing golek untung

Cdl: Tatkala benar salah semata cara memandangnya maka kebijaksanaan semakin sulit ditemukan karena semua sisinya sudah menjadi sarang kebencian

Jokis:  Kadang wong wong ki sinaune nek gambar kulit njobo Yo banter omonge…ora paham tatanan Iso di keplak hukum

Cdl: Edukasi itu transformasi terutama moralitas
Jokis : ojo mung menyuarakan kepentingan hhh. Manusia nek wes dikuasai egone mesti njur ngutamakne benci tur minim ilmu…yaa enekk e ngeyel.

Cdl: Seni hampa hanya jadi jaran keplakkan

Jokis : Sinau Ki Jane ora kurang kurang carane kok….tapi nek do malas Yo angel

Cdl: Seni itu membangun peradaban dan mencerahkan tatkala itu dilupakan malah malah menjerumuskan dan disalahgunakan
Sinau ki niat dudu pamrih

Jokis: Iki aja para ndoro kadang durung do paham seni. Lha kabeh sok sok njur nesa nesu yo jane iso belajar memahami fine art. Yen sinaune munh moco judule tok…hasile nglempreh….otot sing maju.

Cdl: Pada saat penggorengan sudah mulai panas dan minyak gorengnya pas maka semua issue langsung dimasukkan tanpa pertimbangan

Jokis: Asemm og ora do solatip tenan

Cdl: Konsekuensi sebagai mahkluk sosial adalah memenuhi kewajiban walaupun memiliki hak
Sinau yen mung waton,hasile munyuk munyukan lan mung dadi unthul munyuk

Jokis : lha iku. Urip pancen perlu seni.

Cdl :  Seni itu jembatan harmoni peradsban walau ada duka lara sekalipun

Jokis : Duka lara bagian dari progres karya2

Cdl: Bilur bilur dan luka kehidupan terobati melalui seni

Memang sulit menyimpulkannya namun setidaknya gambaran jiwa akan suatu karya dan pemahaman atas karya yg bemakna jiwa akan semakin terasa.[cdl]

September Ceria 010921
Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment