Seni di Masa Pandemi

TRANSINDONESIA.CO | Kematian seakan menghantui dan menjadi antrian di masa pandemi. Siapa saja bisa menjadi korbannya. Tua muda, kaya miskin, pria wanita, pejabat rakyat jelata, semua tinggal menunggu kapan dibuka waktu kuburnya saja. Yang dilabel Covid atau istilahnya dicovidkan maka pasrah sudah.

Pemakaman ala protokol Covid tanpa lagi ucapan duka, doa, air mata saja yang dari jauh menyertainya. Manusia pergi tanpa upacara, tanpa ritual penyerta. Hati gundah gulana jiwa serasa tercabik cabik namun apa mau dikata semua hanya berserah saja. Tuhan Yang Maha Kuasa penengahNya. Harapan padaNyalah bersandar.

Manusia kalau tidak melawan tidak mencari solusi bukanlah manusia. Manusia berakal budi pantang menyerah sebelum ia mati. Apapun dilakukan demi hidup dan kehidupannya bisa bertahan. Bangkit dan lawan karena di sini hidup menjadi tanda perjuangan bukan sekedar pasrah atas hidup dan kehidupan bagai di pejagalan. Manusia tak akan diam walau di dalam antrian kematian. Ia akan melakukan suatu tanda bagi kehidupan. Hidup bagi manusia adalah harapan dan perjuangan.

Seni di masa pandemi suatu tanda manusia itu ada. Berteriak apa saja bisa di dalam menyenyuarakan isi kepala dan hatinya. Apa saja bisa dilakukan dalam seni ini. Seni di masa pandemi menjadi suatu kekuatan atas jiwa manusia yang terancam dalam tekanan dalam ketakutan namun di situlah tanda masih ada harapan.

Dari pikiran, perkataan, perbuatan dan bela rasanya menjadi suatu karya. Tanda bagi hidup dan kehidupannya. Kadang sesamanya mengutamakan mencela, mencibir, menjatuhkan, menghujat, sampai menyalahkan. Namun itu pecundang tak beda dengan yang hanya menggonggong. Sombat, sambat sambat sebut saja menghakimi menyalah-nyalahkan dan baperan saja tanpa ada karya.

Karya di masa pandemi ini doa yang dalam berbagai wujud tanda. Sarat makna walau tidak selalu terbaca karena itu karya jiwa. Untuk menunjukkan bahwa manusia ada dan membuka tabir harapan walau dalam kesesakan dan kegelapan.[cdl]

Iringan Kutut Manggung 110721
Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment