Akal Sehat dan Akal Miring

TRANSINDONESIA.CO – Akal merupakan pembeda antara manusia dengan mahkluk lainnya. Akal menjadi bagian manusia untuk memelihara, menumbuhkan, mengembangkan, sekaligus menghancurkan kehidupan.

Akal sehat adalah akal yang menggunakan budi pekerti dan hati nuraninya untuk melakukan berbagai hal yang positif dan membawa manfaat bagi banyak orang. Berakal sehat berarti hati nuraninya mampu menggerakan dirinya untuk berpikir, berbuat yang positif, dan tidak kontra produktif. Berakal sehat ditunjukkan oleh nurani yang kuat, bahkan mungkin juga hebat untuk kemaslahatan bagi sesamanya. Menjaga dan meningkatkan serta membangun kehidupan ini untuk menjadi berkualitas adalah dengan memakai akal yang sehat.

Di dalam birokrasi yang patrimonial, akal sehat belum tentu dapat diterima oleh pimpinan maupun anggota lainnya. Akal sehat bisa saja dianggap duri dalam daging, perusak kenyamanan kaum zona nyaman. Akal sehat akan menentang atau tidak cocok dengan perilaku dari orang-orang berakal miring. Dampak dari akal yang miring sebenarnya hanyalah akal-akalan, penuh dengan tipu daya, banyak kegiatan dan perilaku yang tidak masuk akal: mark-up, rekayasa, laporan palsu, memangkas jatah orang lain, terima suap, memeras, dan seterusnya.

Ilustrasi

Akal sehat semestinya mampu menjadi penyembuh akal miring yang sarat dengan tipu daya, kontra produktif, dan menjadi benalu. Kesadaran, tanggung jawab, dan disiplin menjadi penjuru bagi akal sehat mengatasi akal miring. Akal memang baik, tetapi ketika menjadi akal-akalan sebenarnya telah menjadi tanda ketidak warasan alias akal miring.[CDL]

Share
Leave a comment