Kejam dan Biadabnya Provokasi

TRANSINDONESIA.CO – Provokasi mungkin kecil seperti kerikil, namun tatkala dilemparkan melenting ke kanan ke kriri, maju, ke belakang membuat saling tuding hingga saling menyerang satu sama lain.

Si pelempar atau sang provokator berlalu enteng sambil bersiul puas apa yang dihembuskan berhasil dilakukan. Berhasil membodoh-bodohi, berhasil merusak keteraturan, berhasil saling membunuh, berhasil merusak peradaban, berhasil memiskinkan.

Provokasi walau kecil, singkat padat dan jleb membakar emosi. Membutakan Mata, menghilangkan logika, kembali memamerkan naluri kebinatangan yang nafsunya menyerang, merusak, membunuh dengan lantang mengatasnamakan apa saja yang seolah menjadi panglimanya atau panggilan jiwanya.

Ilustrasi
Ilustrasi

Kaum yang terprovokasi akan hilang ingatan, lupa daratan, menjadi puas bila merusak, menyerang, membakar, rusuh dan saling membunuh. Kekejaman dari provokator dalam menghilangkan kemanusiaan.

Adapun kebiadabanya adalah membinatangkan manusia, dengan merusak peradaban-peradaban yang telah, sedang dan akan dibangunnya.

Provokator bukan hanya ahli sekaligus lihai, bukan semata-mata iseng melainkan sudah dipersiapkan, karena bukan kebetulan melainkan sudah dirancang dan menunggu saat tepat mencari momentum untuk diimplementasikan.

Momentum yang mereka tunggu biasanya adalah konflik-konflik pribadi yang dapat diseret ke dalam masalah-masalah primordial (sara). Tatkala isu-isu primordial ada maka para provokator secepat kilat membakar hatinya dengan mengatasnamakan apa saja yang bisa menarik solidaritas dan legitimasi.

Kata-kata, ajakan-ajakan, saran-saran bahkan contoh-contohnya merefleksikan dari taburan kebencian. Kalau sudah dikuasai kebencian maka tiada lagi hati nurani. Yang ada hanyalah : hujat, serang, rusak, bakar, bunuh. Menari di atas ketololanya, bersyukur atas kegilaanya, bahkan mengagungkan atas kebiadabanya.[CDL06012017]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment