Trump Berusaha Pikat Warga Kulit Hitam dan Hispanik

TRANSINDONESIA.CO – Donald Trump berusaha memikat pemilih dalam komunitas kulit hitam, dengan mengunjungi sebuah gereja di Detroit, negara bagian Michigan, Sabtu 3 September 2016.

Hari Sabtu, Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan di sebuah gereja yang jemaatnya kebanyakan warga kulit hitam di Detroit, bahwa ia ingin membantu membangun kembali kota itu dan “ada banyak kesalahan yang harus diperbaiki” di Amerika, ujarnya.

Dua bulan sebelum pemilu AS, Trump berusaha memikat pemilih dalam komunitas kulit hitam, khususnya di Detroit, populasi warga kulit hitam sekitar 83 persen di kota itu. Biasanya, masyarakat kulit hitam di kota itu mendukung kuat kandidat dari partai Demokrat.

Kandidat calon presiden dari partai Republik, Donald Trump dalam kampanye di Portsmouth, New Hampshire (10/12/2015).(Ap)
Kandidat calon presiden dari partai Republik, Donald Trump dalam kampanye di Portsmouth, New Hampshire (10/12/2015).(Ap)

“Saya di sini untuk mendengarkan kalian,” kata Trump kepada jemaat di gereja Great Faith Ministries International.

“Selagi saya mempersiapkan kampanye di seluruh negeri, saya berkesempatan menjelaskan rencana ekonomi saya yang sangat baik bagi Detroit,” katanya, dalam penjelasan mengenai beberapa rencana kampanyenya.

Trump mengatakan Amerika perlu “agenda hak-hak sipil bagi masa kini,” dengan pendidikan yang lebih baik dan pekerjaan yang baik.

Duduk di barisan depan di sebelah Trump adalah Omarosa Manigault, mantan kontestan serial televisi realitas Donald Trump yang telah membantu kampanyenya dalam menjangkau masyarakat kulit hitam.

Di antara para hadirin, adalah warga asli Detroit, Ben Carson, dokter ahli bedah saraf yang bertarung melawan Donald Trump dalam pemilihan pendahuluan dan kini menjadi penasihat kampanyenya. Donald Trump juga berkunjung ke rumah masa kecil Ben Carson.

Banyak pemilih minoritas berpendapat penggambaran Trump tentang kehidupan mereka dianggap merendahkan di mana banyak tokoh masyarakat kulit hitam membantah penyataan Trump tersebut, terutama karena disampaikan di depan khalayak yang didominasi warga kulit putih.

Secara pragmatis Trump menyampaikan pesan dalam salah satu kampanyenya di mana ia berkata, “Apakah anda merugi jika memilih saya?,” tampaknya tidak diterima baik oleh masyarakat Afrika-Amerika dan warga kalangan minoritas lainnya.

Jajak pendapat publik menunjukkan lawannya dari partai Demokrat, Hillary Clinton, unggul jauh dibanding Trump di antara para pemilih minoritas.[Voa/Fen]

Share
Leave a comment