DPRD Sumut Dukung Workshop Ketahanan Pangan

TRANSINDONESIA.CO – Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumut) akan melaksanakan workshop tentang ketahanan pangan di Sumut. Hal ini bertujuan melahirkan strategi mencapai ketahanan pangan yang semakin baik. Langkah ini didukung penuh Komisi B DPRD Sumatera Utara (Sumut).

Sekretaris Komisi B DPRD Sumut, Aripay Tambunan, mengatakan, dalam workhsop ini nantinya BKP Sumut menjadi pelaksananya dan melibatkan Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Pengelolah Sumber Daya Air (PSDA) , Bakorlu dan Bulog.

“Kita dukung rencana workshop ini. Bulog juga harus dilibatkan karena sangat penting untuk mendapatkan solusi bagi petani yang selalu mengalami kerugian karena harga gabah yang selalu turun saat panen raya,” ujarnya usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi B DPRD Sumut dengan BKP, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan, Rabu (23/2/2016).

Gedung DPRD Sumut.[Don]
Gedung DPRD Sumut.[Don]
Dijelaskan Aripay, dalam workshop nantinya akan didiskusikan strategi pencapaian produksi beras dan distribusinya agar kebutuhan konsumsi beras di Sumut tidak terganggu.

Kepala BKP Sumut, Suyono, menjelaskan direncakan workshop dilakukan Maret 2016 atau paling lambat pada awal April 2016 dengan melihat kondisi anggaran terlebih dahulu.

“Workshop ini sangat penting untuk menentukan lahan pertanian ke depannya serta pendistribusian yang baik. Pencapaian ketahanan pangan secara makro ini menjadi tanggungjawab bersama,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan Toko Tani Indonesia untuk menyerap harga beras dari petani. Meski saat ini masih memiliki 60 unit dari 30 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang bisa mensuppor beras dari daerah ke Kota Medan.

“Beras yang diterima masih dari Langkat, Deli Serdang dan Binjai yang didistribusikan guna menstabilisasikan konsumsi beras di Kota Medan,” ungkapnya.

Dipaparkannya, ketersedian beras untuk konsumsi mengalami penurunan yakni dari target ditahun 2015 sebesar 2.605.534 ton/tahun hanya terealisasi 2.048.773 ton/tahun yang diakibatkan adanya penurunan luas tanam.

“Syukurnya kebutuhan beras juga turun sekitar 1,71% dari target 1.849.030 kg perkapita pertahun terealisasi 1.843.194 kg perkapita pertahun. Ini didukung dengan program metode diversifikasi pangan yakni Manggadong dan one day no rice,” jelas Suyono.[Don]

Share
Leave a comment