Buleleng Bali Tertular Kasus Chikungunya

TRANSINDONESIA.CO – Kabupaten Buleleng, Bali, mencatat terdapat 95 kasus penyakit chikungunya di daerah itu periode Januari 2016 menyebabkan daerah itu berstatus kejadian luar biasa (KLB) chikungunya.

“Sebanyak 80 kasus terjadi di Desa Nagasepaha dan 15 kasus di Desa Mekar Sari,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2M dan PL), I Gede Suryawan di Singaraja, Selasa (12/1/2016).

Menurutnya, beberapa rumah sakit di daerah itu telah menangani agar tidak terjadi penularan ke masyarakat lain di kedua desa tersebut.

“Tapi semua sudah kami tangani, sudah kita lakukan fogging di kedua desa tersebut, kita isolir agar tidak merembet ke yang lebih luas,” katanya.

Penderita chikungunya menurutnya telah berobat ke petugas kesehatan setempat. “Hanya satu orang yang sampai berobat ke rumah sakit karena panik,” imbuhnya.

Chikungunya
Chikungunya

Meski peluang penderita hingga meninggal dunia cukup kecil, tetapi penyakit ini cukup mencemaskan warga. Sebab penderita chikungunya akan lumpuh hingga dua pekan dan mengganggu aktivitas kesehariannya.

“Resiko meninggal kecil, gejalanya hampir sama seperti demam berdarah, demam dan pusing, tapi yang khas adalah sakit di persendian hingga menyebabkan lumpuh selama beberapa lama,” jelasnya.

Dikatakannya, chikungunya disebabkan oleh nyamuk jenis “Aedes albopictus”. Nyamuk jenis ini menurutnya justru enggan hidup dan berkembangbiak di lingkungan kumuh. Namun nyamuk ini lebih menyukai air bersih yang menggenang di perkebunan dan kamar mandi.

Lebih lanjut, ia memaparkan, Dinkes Buleleng telah menyebar surat edaran ke puskesmas di desa-desa. Surat itu berisi himbauan kepada warga untuk waspada terhadap penyakit tersebut dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Sementara itu, salah satu korban yakni Ni Kadek Radarani Lindaswari (8) terbaring lemas di satu bed ruang Intermediete Rumah Sakit Umum (RSU) Paramasidhi, Selasa (12/1). Bocah asal Desa Nagasepaha, Buleleng ini didampingi ibunya, Made Susilawati (30).

Sudah dua hari ini siswi kelas II SDN 1 Nagasepaha ini tidak masuk sekolah karena sakit yang dideritanya sejak Sabtu (9/1/2016) petang. Saat itu, Lindaswari demam tinggi, gemetar dan sakit pada persendian kedua lutut kakinya.

Susilawati menduga anaknya itu menderita sakit chikungunya. Ia yang merasa cemas lantas membawa anak keduanya itu ke RSU. Bukan tanpa alasan perempuan ini cemas dengan kondisi anaknya, mengingat 80 orang di desanya terkena wabah chikungunya sejak dua pekan terakhir.

“Sampai panasnya 39 lewat, terus saya bingung minta dirawat di sini (RSU), karena saya cemas di desa saya ada wabahnya (chikungunya),” ujarnya.(Ant/Oki)

Share
Leave a comment