Premanisme Dunia Maya

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Di era digital ini dunia maya juga dijadikan ajang bagi para preman. Apa yang dilakukan para preman-preman itu? birokrasi misalnya,bertingkat-tingkat mulai dari yang sebatas, menipu, memalak, menerima suap, memfitnah atau membully, menyerang, membunuh karakter sampai kejahatan teknologi (cyber crime).

Semua itu memang sangat kompleks dan tidak banyak yang menyadari atau mungkin tahu hanya belum tahu bagaimana solusinya atau menindak juga melawannya.

Dunia maya sekarang menjadi lapangan baru bagi preman dengan teknologinya, menyadap, memotret, mengikuti, memblokir disebut untuk menakut-takuti, memaksa, memeras, memfitnah, membuka atau membeberkan aib dan sebagainya.

Tujuannya sama saja, dengan cara-cara fisik atau cara-cara intimidasi yaitu wani piro, oleh piro dan yang terkhir gelem opo ora. Bagi yg membangkang akan dihajarnya.

Preman-preman dunia maya sangat lihai membunuh karakter orang, menjadikan media sebagai killing field sekaligus peradilannya. Banyak sekali akal dan caranya mencari-mencari kesalahan atau menyalah-nyalahkan, melempar isu sampai fitnah dan mengkambing hitamkan.

Secara fisik dapat menggunakan preman-preman sara, ada juga dengan cara-cara menekan aparatur ekskutif, legislatif dan yudikatif sekalipun.

Bangsa yg membiarkan + melanggengkan premanisme akan remuk dan hancur berkeping-keping, tanpa bekas, cepat atau lambat tergantung dari isue yang dibullykannya.

Para preman ini dalang sekaligus wayang, yang juga penanggap atau penontonya. Semua dikuasainya, mereka membayangkan diri bertangan seribu dengan sejuta watak dan perilaku bagai shang hyang menangan.

Hal menonjok dari para preman ini adalah kejahatannya, uang sebagai pilar dan dewanya. Mengkultuskan uang, jabatan, kekuasaan memang no dead dead? (Ngga ada matinya). (CDL-Jkt170515)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

 

Share
Leave a comment