900.000 Ha Lahan kritis Di Sulteng

Hutan lestari.(dok)
Hutan lestari.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Lahan kristis dan hampir kritis di Sulawesi Tengah (Sulteng) saat ini mencapai sekitar 900.000 hektare tersebar di seluruh kabupaten dan kota di daerah itu.

Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Sulteng H Nahardi di Palu, Rabu (19/11/2014), menjelaskan dari jumlah tersebut yang masuk kategori hampir kritis seluas 300.000 hektare dan selebihnya kritis.

Luas areal lahan kritis dan hampir kritis tidak hanya berada pada areal kawasan, termasuk hutan lindung dan Taman Nasional, tetapi juga diluar kawasan.

Menurut dia, terbesar lahan kritis dan hampir kritis berada di luar dari kawasan hutan.

Ia tidak merinci wilayah penyebaran lahan kritis, tetapi mengatakan menyeluruh semua kabupaten dan kota di Sulteng.

Menyangkut rehabilitasi dan pemulihan lahan kritis di Sulteng, pemerintah pusat pada tahun anggaran 2014 telah mengalokasikan anggaran kepada masing-masing kabupaten dan kota senilai Rp1 miliar.

Selain anggaran yang bersumber dari APBN, juga sebagai bentuk dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah untuk program rehabilitasi dan pemulihan lahan kristis di seluruh kabupaten dan kota di Sulteng, maka pemerintah daerah juga mengalokasikan dana dari APBD.

Ia tidak merinci nilainya anggaran dari dukungan APBD, kecuali mengatakan anggaran tersebut dikhususkan untuk kegiatan-kegiatan di lokasi KPA (kesatuan pengelolaan alam) di 13 kabupaten dan kota di Sulteng.

Program rehabilitasi dan pemulihan hutan setiap tahunnya mendapat dukungan besar dari semua pihak, termasuk masyarakat dan juga pelajar dan mahasiswa.

Bahkan juga ikut terlibat di dalamnya program menanam pohon dari kalangan anggota TNI/Polri yang ada di kabupaten dan kota di Sulteng.

Program penanaman pohon satu miliar yang dicanangkan pemerintah pusat oleh Presiden SBY hingga kini terus gencar dilakukan masing-masing daerah, termasuk di Provinsi Sulteng.

Penanaman pohon selain di areal lahan kritis dan hampir kritis, juga di kebun-kebun masyarakat, terutama yang berdekatan langsung dengan kawasan hutan, teramsuk hutan lindung dan Taman Nasional.

Bibit-bibit pohon yang ditanam, semuanya bernilai ekonomis tinggi seperti palapi, nantu, ebony, cempaka, karet, kemiri, mahoni, trembesi,pala, rotan dan malapoga.

Sementara tanaman buah-buahan seperti mangga, nangka, durian dan rambutan.

Selain menghijaukan kembali lahan kritis dan hampir kritis, juga program tersebut sebagai salah satu upaya untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

Semua benih untuk mendukung program rehabilitasi dan pemulihan lahan kritis dan hampir kritis di Sulteng disediakan Dinas Kehuatanan Provinsi dan Kabupaten/Kota dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang peduli menanam pohon.(ant/jei)

Share
Leave a comment