NTT Sambut MEA 2015

mea-2015

TRANSINDONESIA.CO – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur, Fredy Ongko Saputra meminta pelaku usaha sektor pariwisata memoles lagi obyek-onyek wisata yang ada saat ini menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Misalnya keberadaan kadal raksasa, Komodo yang menjadi kekuatan utama Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Apalagi, setelah binatang purba itu sukses menjadi tujuh keajaiban dunia, daya tariknya terasa semakin menyihir wisatawan dunia, jangan sampai lupa ditata lanjut,” katanya di Kupang, Selasa.

Karena menurut Ongko Saputra, keberadaan obyek wisata binatang purba dan wisata air dan budaya memiliki daya tarik kuat sehingga semakin meningkatkan jumlah wistawan mancanegara yang berkunjung ke obyek-obyek wisata seperti Taman Nasional Komodo.

Dia menyebut, data Yayasan Komodo Kita empat tahun terakhir sebagai tindak lanjut Memorandum Of Understanding (MOU) dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo 2011 berkisar antara 47 ribu – 48 ribu turis.

Dan pada April 2012 ini kunjungan wisatawan mancanegara sudah mencapai 40 ribu. Itu artinya jumlah kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo meningkat luar biasa.

Sedangkan pada kuartal I 2013, kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 614.328 orang pada Januari, 678.415 orang pada Februari, dan 725.316 orang pada Maret 2013.

Sementara itu, Indonesia, merupakan salah satu destinasi pariwisata favorit di Asia Tenggara, yang pada kuartal pertama 2014, mencatatkan statistik kunjungan wisman yang cukup baik, dan meningkat dibanding periode yang sama dibanding 2013. Pada 2014, Januari, kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 753.079 orang pada Januari, kemudian pada Februari sebanyak 702.666 orang, dan Maret sebanyak 765 607 orang.

Selain Komodo di Manggarai Barat, lanjutnya, Teluk “Koepan” yang terletak di Kecamatan Kota Kupang Lama mendapat perhatian khusus para wisatawan mancanegara. Di sini pintu masuk peserta Sail Indonesia untuk menjelajahi Nusantara, tetapi kurang mendapat perhatian pemerintah. Terdapat bangunan-bangunan tua peninggalan Portugis dan Belanda di tempat ini.

Wilayah itu lebih dikenal dan dipahami para turis asing dibandingkan dengan kebanyakan penduduk Kota Kupang. Suasananya lebih nyaman, sejuk, dan cocok untuk berekreasi. Terdapat tiga bangunan tua yang dikelola swasta, menyediakan berbagai kebutuhan dan selera para turis asing.

“Peserta ingin tahu, Indonesia seperti apa, tecermin di titik pintu masuk ini, tetapi sangat disayangkan, Teluk Koepan tidak dikelola secara memadai. Tidak ada dermaga, tidak ada tempat parkir sekoci kapal, tempat labuh kapal terbatas, dan tidak tersedia air bersih secara memadai serta keterbatasan fasilitas pendukung lain,” katanya.

Sehingga, perlu dipercantik dari berbagai aspek seperti kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia agar memberi pelayanan yang baik dan ramah.(ant/sun)

Share