Mau Dilaporkan Anas, SBY Minta BPK Audit Dana Kampanyenya

sby mau dilaporkan anasAnas dan SBY yang kini bersebesarangan.(dok)

 

 

TRANSINDONESIA.CO, Medan – Mau dilaporkan Anas Urbaningrum soal dana Pemilu 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit dana kampanye yang dilakukannya.

Hal ini menyusul kabar dan tudingan bahwa SBY menggunakan fasilitas negara untuk kegiatan kampanyenya di daerah. Apalgi sebelumnya mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menuding dana kampanye SBY pada Pemilu 2009 untuk diaudit dan akan dilaporkan Anas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Saya telah meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit saat selesai kampanye nanti,” katanya di Medan, Jumat (28/3/2014) malam.

Ia menjelaskan pada pemilu 2004 saat presiden Megawati Soekarnoputri menjabat dan pada pemilu 2009 kelengkapan sebagai presiden tetap melekat. Ia memastikan kelengkapan yang melekat padanya sesuai dengan UU dan peraturan sehingga tak akan dilanggarnya. “Yang jelas, apa yang diatur dalam undang-undang dan peraturan itulah yang saya taati,” tegas Presiden SBY.

Sedangkan perangkat yang melekat seperti juru bicara, staf khusus, ataupun menteri non-parpol yang ikut serta, Presiden SBY menegaskan, itu memang dibiayai negara. Ia memastikan, sisanya pasti tidak menggunakan biaya negara satu rupiah pun. Artinya, mereka tetap melekat padanya sebagai presiden, tetapi saat berkegiatan politik, mereka tak ikut serta.

SBY juga mengemukakan, meskipun melakukan kampanye, tetapi ia terus memantau seluruh kejadian di Tanah Air. “Meskipun saya berkampanye sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tapi hakikatnya saya dimanapun tetap bekerja sebagai Presiden, mengambil keputusan, pekerjaan administrasi juga saya lakukan. Saya memantau apa yang terjadi secara nasional,” terang SBY.

Ia mencontohkan pada Kamis (27/3/2014) malam tetap menerima laporan dari Kapolri Jenderal Sutarman, yang menjelaskan pelaksanaan kampanye berjalan baik. Menurutnya, nuansa pemilu pasti menghangat bahkan memanas dan terkadang saling menyerang. Tetapi ia beranggapan semuanya masih terukur.

“Ya, itulah politik. Tapi semua terukur, ada yang keras, tapi menurut saya tidak melebihi kepatutannya. Mudah-mudahan terjaga sampai dengan tanggal 5 April dan 9 April mendatang,” ujar SBY.(rep/surya)

Share
Leave a comment