Berantam, Kakek 92 Tahun Ini Ditahan

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Kapolsekta Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kompol Raymod Marceleno Masengi menyatakan, pihaknya terpaksa menahan kakek bernama Sabran berusia 92 tahun karena berkelahi.

“Penahanan itu atas laporan seorang perempuan yang mengalami luka di kepala, karena berkelahi dengan laki-laki lanjut usia (lansia), warga Alalak Barangas, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel,” ungkapnya di Banjarmasin, Minggu.

Ia menerangkan, perkelahian kakek tua dengan Erna (31), warga Gunung Sari Banjarmasin itu terjadi Minggu siang di Pasar Kasbah Sentra Antasari Banjarmasin.

“Akibat luka di kepala karena perkelahian dengan kakek tua itu, korban terpaksa harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin,” ucapnya.

“Kasus tersebut sudah kita tangani dan lagi dalam proses penyelidikan. Si kakek itu belum kita berikan izin untuk pulang dan juga kita visum di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin,” lanjutnya.

Saat dengan wartawan di Mapolsekta Banjarmasin Tengah, keluarga korban bernama Sariati mengaku telah melaporkan kakek Sabran (92) atas penganiayaan terhadap saudaranya Erna (31), dan minta kepolisian memprosesnya secara hukum.

“Kakak saya sampai bengkak dan luka belah di kepala itu,” ujarnya.

Ia mengaku, kurang percaya kalau luka belah di kepala kakaknya itu hanya karena dorongan si kakek, sebagaimana cerita yang dihembuskan. “Mungkin luka belah di kepala itu kena pukul benda,” duganya.

Sementara itu, Kakek Sabran mengaku marah karena dimaki-maki korban saat duduk minum di kedai kopi Pasar Kasbah, dan tidak saling kenal sebelumnya. “Tidak tahu juga datang-datang dia (Erna) tiba-tiba langsung memaki-maki saya, saya inikan orangtua,” ujarnya.

“Karena habis kesabaran, saya pun mendorong korban dan jatuh. Tetapi korban sempat mencakar muka dan menarik tubuh saya, hingga sama-sama terjatuh. Kami sempat bergumul,” akunya.

Sesudah itu, ingat dia, banyak orang berdatangan dan melerai perkelahian mereka. “Setelah itu saya pun menjauh,” tuturnya.

Kakek Sabran mengaku tidak tahu kena apa kepala korban yang tidak sama sekali dikenalnya itu sampai luka, dan dia membantah kalau memukul kepala korban dengan cangkir sebagaimana isu yang berhembus. “Mungkin dia itu luka terbentur tembok saat jatuh,” ujarnya.

Kakek Sabran bersikukuh merasa tidak bersalah, hingga dia pun tidak mau melarikan diri saat itu. Dan dia harap polisi tidak perlu berlama-lama menahannya.

“Karena dia itu (Erna) yang mulai, mungkin dia (Erna) kurang waras, menyumpah-nyumpahi dan memaki-maki orangtua seperti saya ini,” ujarnya.(ant/tan)

Share
Leave a comment