Bimmas Noken: Dari Urun Angan sampai Turun Tangan
TRANSINSONESIA.co | Bimas Noken merupakan salah satu model democratic policing yang diimplementasikan pada masyarakat Papua. Pekerjaan polisi melalui pemolisiannya dalam democratic policing berbasis pengetahuan (knoledge based works).
Kebutuhan sumberdaya manusia juga berubah ke arah pekerja yang berpengetahuan (knowledge workers), karena itu pekerjaan yang bersifat rutin (meanigless repetitive task) mulai
diganti dengan tugas pekerjaan yang menekankan pada inovasi dan
perhatian (innovation and caring ). Ketrampilan dan keahlian tunggal mulai ditinggalkan diganti dengan profesionalisasi dengan keahlian ganda. Di samping itu penugasan yang bersifat individual mulai berubah menjadi pekerjaan tim (team work )”. (Osborne, david dan Ted Gaebler: 1999).
Tugas polisi yang kompleks menuntut adanya profesionalisme yang dikerjakan oleh para petugasnya secara profesional, yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan (Harsja W Bachtiar: 1994). Selain itu menurut Profesor Satjipto Rahardjo polisi yang ideal dimanapun adalah polisi yang cocok dengan masyarakat yang dilayaninya. Berubah dari brawn menjadi brain, dari polisi yang antagonis menjadi polisi yang protagonis (Satjipto Rahardjo : 2000)
Polisi yang demokratis adalah polisi sipil dengan birokrasi yang profesional yang senantiasa dengan memahami corak masyarakat dan kebudayaannya (Parsudi Suparlan: 1999). Senjata polisi bukan
water canon, gas air mata, atau peluru karet melainkan simpati dari masyarakat (Sir Robert Mark dalam Reiner : 2000). Sejalan dengan pemikiran tersebut Bimmas Noken berupaya menunjukan strategi dan bahwa Polri adalah sebagai pelindung, pengayom, pelayan dan
penegak hukum. Memberikan pelayanan keamanan, keselamatan, hukum, admisitrasi, informasi dan kemanusiaan dengan tujuan melindungi harkat dan martabat manusia sehingga dapat melakukan produktivitasnya denagan aman dan adanya rasa aman.
Bimmas Noken dalam mewujudkan visinya senantiasa memberi inspirasi atau urun angan (menyumbangkan ide ide dan gagasan gagasan cerdas yg terkonsepkan dlm perencanaan dan program program implementasinya). Makna urun angan adalah tim Bimmas Niken memiliki konsep untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu, siap di masa kini serta mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik. Di sini bermakna dalam pelaksanaanya tim Bimmas noken mampu menjadi sang pencerah, pemberi inspirasi, pemberi motivasi, gudang solusi dan berbagai pemikiran cerdas lainya.
Adapun tim Bimmas Noken turun tangan daoat ditunjukkan apa yangvtelah sedang dan akan dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan menangani mengatasi dan menjalan program untuk mewujudkan visinya. Bimmas Noken senantiasa berupaya untuk memahami keluhan dan permasalahan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan riil. Memberikan keteladanan untuk mengajar atau mentransformasi seperti pada program Si Ipar (Polisi Piajar), Kasuari (kesejahteraan untuk anak negeri), Tifa (torang insan faham budaya). Dengan cara turun tangan akan mengajarkan membaca, menulis, bertani dan beternak secara langsung dan juga memberi bantuan ke masyarakat yang membutuhkan akan lebih tepat sasaran. Selain itu para oetugas polisi semakin peka dan peduli dan berbela rasa terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Apa yang dilakukan para petugas Bimnas Noken di lapangan akan memberi masukan kepada pimpinan dalam mengambil kebijakan secara tepat, efektif dan efisien.
Kawasan Turangga 131221
Chryshnanda Dwilaksana