Haedar: RS Muhammadiyah Jangan Ketularan Virus Berhutang

TRANSINDONESIA.CO |  Mengisi tausyiyah Milad 50 tahun RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Rabu (23/6/2021), Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar semua amal usaha kesehatan Muhammadiyah terus melakukan transformasi, proyeksi ke depan sekaligus menghindari jebakan hutang.

Pesan itu menurutnya penting agar proyeksi positif yang dicanangkan tidak jatuh kepada hal kontraproduktif. Selain itu, usaha transformasi dianggap perlu dukungan jiwa, alam pikiran, dan kepemimpinan dari para dokter, tenaga kesehatan dan karyawan rumah sakit.

“Kita ini Amal Usaha Muhammadiyah bisa bertahan dan terus maju karena selalu setiap tahap dan periode ada proyeksi ke depan untuk bisa lebih baik,” terang Haedar.

 “Jadi ada semangat memproyeksikan. Lima sampai sepuluh tahun ke depan, hutang itu jangan tambah. Jadi logika yang keliru kalau hutangnya bertambah, kecuali kalau hutangnya bertambah tapi penghasilannya lebih besar lagi itu bisa. Ya, tapi kalau hutang bertambah, penghasilan seret itu, termasuk bagi negara itu, kata orangtua kita adalah besar pasak daripada tiang. Itu tidak boleh,” pesannya.

Haedar menjelaskan bahwa hutang di luar kapasitas diri mampu mengubah menjadi posisi lemah (gharim) sehingga mustahil orang lemah mampu melakukan transformasi dan memberikan kemanfaatan pada masyarakat.

“Kenapa menjadi gharim? Karena hutang melampaui kapasitas dirinya. Negara itu sebetulnya juga tidak boleh karena nanti kalau satu periode menghutang besar, siapa yang tanggung jawab? Periode yang akan datang kan? Maka seleksinya untuk berhutang itu harus tinggi sebenarnya,” jelasnya.

“Ini penting supaya tidak ada semangat berhutang yang membawa kita pada (status) gharim karena itu akan merusak masa depan kita. jadi jangan terbawa virus berhutang yang pada akhirnya melampaui takaran. Jadi ini penting, maudhu’ah, itu sikap tanadhar. Kesadaran pada masa depan,” tegasnya.[rls]

Share
Leave a comment