Direktur RS di Gaza: Serangan Israel terhadap Rumah Sakit ‘Mengerikan’
TRANSINDONESIA.co | Seorang pejabat dari salah satu rumah sakit yang tersisa di Gaza utara, Senin (23/12) mengungkapkan kepada AFP bahwa pasukan Israel masih terus menyerang fasilitas mereka. Ia mendesak dunia internasional untuk segera bertindak sebelum keadaan menjadi lebih buruk.
Hossam Abu Safiyeh, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, menggambarkan kondisi di rumah sakit tersebut “sangat berbahaya dan mengerikan” akibat serangan tembakan yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Seorang juru bicara militer Israel membantah bahwa rumah sakit tersebut menjadi sasaran.
“Saya tidak mengetahui adanya serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan,” katanya kepada AFP.
Safiyeh melaporkan bahwa pada Senin (23/12), rumah sakit yang saat ini merawat 91 pasien tersebut menjadi target serangan drone Israel.
“Pagi ini, sejumlah drone menjatuhkan bom di halaman rumah sakit dan di atapnya,” kata Safiyeh dalam sebuah pernyataan.
“Serangan tersebut, yang juga merusak rumah dan bangunan di sekitarnya, berlangsung tanpa henti sepanjang malam.”
Ia menambahkan bahwa penembakan dan pengeboman itu menyebabkan kerusakan parah di rumah sakit tersebut.
“Peluru menghantam unit perawatan intensif, bangsal bersalin, dan departemen bedah khusus yang menyebabkan ketakutan di antara pasien,” katanya, seraya menambahkan bahwa sebuah generator juga menjadi sasaran.
“Dunia harus menyadari bahwa rumah sakit kami diserang dengan tujuan untuk membunuh dan memaksa orang-orang di dalamnya untuk pindah.”
“Kita menghadapi ancaman terus-menerus setiap hari. Penembakan terus berlanjut dari segala arah… Situasinya sangat kritis dan memerlukan intervensi internasional yang mendesak sebelum terlambat,” katanya.
Pada Minggu, Safiyeh mengatakania menerima perintah untuk mengevakuasi rumah sakit, meskipun militer membantah mengeluarkan perintah tersebut.
Rumah sakit itu terletak di Beit Lahia dan merupakan satu dari hanya dua rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza utara.
Pasukan Israel gencar melakukan operasi di daerah tersebut untuk mencegah Hamas berkumpul kembali.
Sebagian besar korban tewas dan luka akibat serangan tersebut dibawa ke Rumah Sakit Kamal Adwan dan Al-Awda.
PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan lainnya sering kali mengkritik semakin buruknya kondisi kemanusiaan di Gaza, terutama di wilayah utara, sejak dimulainya serangan militer.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia secara terus-menerus mendesak perlindungan bagi rumah sakit dan pengiriman segera bantuan medis serta bahan bakar agar fasilitas tersebut dapat tetap beroperasi.
Pejabat Israel menuding Hamas menjadikan rumah sakit sebagai pusat komando dan kendali untuk merencanakan serangan terhadap militer. [voa]