Direktur Rumah Sakit di Gaza Utara Laporkan Serangan Israel

TRANSINDONESIA.co | Direktur rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara dan badan pertahanan sipil wilayah tersebut mengatakan Israel melakukan beberapa serangan pada Jumat (6/12/2024). Serangan itu menghantam fasilitas rumah sakit, salah satu pusat kesehatan terakhir yang masih berfungsi di daerah tersebut.

“Terjadi serangkaian serangan udara di sisi utara dan barat rumah sakit, disertai tembakan langsung dan intens,” kata Hossam Abu Safieh. Empat anggota staf tewas dan tidak ada dokter bedah lagi yang bekerja di lokasi tersebut, imbuhnya.

Militer Israel belum menanggapi permintaan AFP untuk mengomentari serangan tersebut.

Mahmud Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, mengatakan kepada AFP pada Jumat (6/12/2024) pagi, bahwa militer Israel memasuki rumah sakit Kamal Adwan, mengevakuasi pasien, dan menangkap beberapa warga Palestina.

Kota Beit Lahia telah menjadi lokasi operasi militer Israel yang intens selama dua bulan terakhir. Serangan ini meningkat dalam beberapa hari terakhir, memaksa ribuan orang mengungsi di tengah pemboman, kata badan pertahanan sipil.

Tentara Israel telah menyerbu Kamal Adwan beberapa kali sejak dimulainya perang hampir 14 bulan lalu. Direktur unit perawatan intensif rumah sakit tersebut, Ahmad al-Kahlut, dilaporkan tewas dalam serangan udara akhir bulan lalu.

Penyerbuan tentara terhadap Kamal Adwan terjadi beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia PBB mengatakan tim medis darurat telah tiba di sana untuk pertama kalinya dalam 60 hari.

Trans Global

Dengan sedikit atau tidak ada bantuan yang mencapai Kamal Adwan sejak dimulainya operasi Israel di ujung utara Gaza pada awal Oktober, rumah sakit telah kehabisan sebagian besar persediaan, termasuk bahan bakar.

Tentara Israel mengatakan operasinya di utara bertujuan untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali di sana.

Kelompok hak asasi manusia menuduhnya mengejar rencana untuk mengevakuasi atau membuat kelaparan semua orang yang tersisa di sana, yang dibantahnya.

Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan pada Kamis (5/12/2024) bahwa penduduk di wilayah utara tidak akan diizinkan untuk kembali ke sana, selama operasi militer masih berlangsung.

Perang di Gaza dipicu oleh serangan mendadak Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan kematian 1.208 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi.

Hamas dan Hizbullah telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan negara-negara lain.

Kampanye militer balasan Israel di Gaza telah mengakibatkan sedikitnya 44.580 kematian, sebagian besar warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut, yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB. [voa]

Share