Kebebasan di AS Dorong Semangat Komika Imigran

TRANSINDONESIA.co | Banyak di antara stand-up comedy atau komedi tunggal di AS berakar dari kebebasan berbicara di negara ini. Di kawasan selatan California, hal tersebut menarik perhatian para komika imigran yang bersemangat untuk mengekspresikan opini mereka dan membuat orang tertawa.

Lin Sun adalah komika keturunan Kamboja. Dalam salah satu penampilannya di Ice House di Pasadena, California, ia berkata, “Setiap kali saya beritahu orang-orang saya orang Kamboja, mereka bilang, Samoa?”

Lin Sun datang di Amerika Serikat (AS) sewaktu ia berusia enam bulan. Tumbuh besar di California Selatan sangat sulit, katanya. Situasi semakin sulit ketika ia menjadi orang tua tunggal.

Sampai suatu ketika, ia menemukan panggung sebagai komika. Kata Lin,

“Ayah saya, dia kasar, tahu artinya, kan? Ia kasar sekali. Saya kira begitulah keadaannya waktu di Kamboja, di mana kaum lelaki sangat maskulin dan tidak tahu cara mengendalikannya. Begitulah situasi ketika saya tumbuh besar, dan saya menggunakan itu dalam bahan lawakan. Saya ambil materi itu dan membuatnya lucu. Ini luar biasa karena mereka menyukai itu saat mereka terhubung dengan kita, karena kita nyata, ketika kita otentik, ketika kita menjadi diri sendiri,” kata Lin

 

Contohnya, ketika ia mengemukakan hal berikut dalam pertunjukannya.

 

“Kamboja, kamp pengungsi dengan orang-orang yang kelaparan. Ya, saya kelaparan,” kata Lin Sun.

Trans Global

Sejarawan lawakan tunggal dari University of Southern California, Wayne Federman, mengatakan komedi di Amerika punya akar imigran. I

“Alasan mengapa para imigran, putera puteri imigran tertarik ke lawakan tunggal adalah karena inilah cara menyampaikan kisah mereka, bukannya sekadar, ‘oh saya bagian dari gelombang gila orang-orang yang datang di sini,’ ini malah seperti ‘saya punya sudut pandang tertentu.’ Dan gagasan menyeluruh dari lawakan tunggal ini adalah dunia menurut versi kita,” ujar Federman.

Federman mengatakan kebebasan berbicara di AS juga menarik para komedian imigran. Alexander Nezlobin adalah komedian populer Rusia yang melarikan diri ke AS setelah mengkritik invasi Rusia terhadap Ukraina. Kata Nezlobin,

“Di AS, kita bisa mendapat masalah dalam komedi jika kita mengemukakan lelucon keras tentang minoritas, tentang komunitas, LGBTQ, hal-hal seperti itu. Dan kita tahu kasus-kasus ketika si komika batal tampil. Tapi kita bisa bicara apa saja tentang politik. Rusia kebalikannya. Kita bisa bicara apa saja tentang LGBTQ, tapi jangan buat lelucon soal politik,” kata Nezlobin.

Kelompok pimpinan Nezlobin, Stand UP LA, menyajikan komedi untuk imigran berbahasa Rusia. Pengungsi Ukraina, Dmitri Adamov mendapati sebagian lawakan para komedian itu membuatnya tersinggung. Ia mengatakan,

“Ayah saya meninggal di Mariupol, dan saya tidak dapat pulang ke sana untuk menghadiri pemakamannya. Dan sekarang saya tidak dapat ke sana dan melihat ibu, adik dan keluarga saya. Menurut saya, lelucon mereka tidak pantas,” kata Adamov.

Adamov setuju bahwa lelucon merupakan bagian dari kebebasan berbicara. Sama halnya ia juga bebas meninggalkan tempat pertunjukan kalau ia tersinggung, hal yang dilakukannya. [voa]

Share