Umat Katolik dan Muslim Hadiri Perayaan Multiagama Jelang Natal di Kosovo

TRANSINDONESIA.co | Ratusan warga keturunan Albania penganut berbagai macam agama punya tradisi berkumpul di desa Vogove, Kosovo Barat, untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Umat Muslim dan Katolik berkumpul bersama untuk menyebarkan keceriaan di penghujung tahun.

Gereja St Mark (Santo Markus) di desa Vogove diterangi oleh ratusan lampu Natal yang berkilauan. Massa berkumpul di sekitar api unggun dengan berbekal minuman panas untuk memeriahkan acara akhir tahun di sana.

Hiburan musik hidup mengiringi orang-orang yang menyanyikan lagu-lagu favorit mereka.

Pastor Katolik setempat, Ndue Kajtzi, mengatakan, “Kami dikelilingi suasana Natal. Semua orang Albania, Kristen dan Muslim, hadir di sini untuk merayakan perdamaian. Kita semua bersaudara, orang-orang dari satu keluarga besar, orang-orang dengan satu bahasa, satu budaya. Kita berada di ambang kemeriahan pesta Natal untuk merayakan hari kelahiran Kristus. Kristus adalah Pangeran Perdamaian.

“Selama ini, terutama pada momen suci seperti ini, kami berdoa bagi perdamaian di seluruh dunia karena Kristus datang untuk membawa kedamaian di antara orang-orang. Kekhawatiran kami, seperti juga kekhawatiran orang-orang di seluruh dunia, adalah konflik di seluruh dunia seperti di Ukraina, Israel, di negara-negara lain, di Armenia. Kami berdoa kepada Tuhan untuk membawa perdamaian di mana-mana karena setiap anak yang tewas sama seperti membunuh Tuhan,” imbuhnya.

Sekitar 50 hingga 60 orang muda, baik yang beragama Katolik maupun Islam, berkumpul bersama untuk menghiasi desa yang terletak 110 kilometer sebelah barat ibu kota, Pristina.

Sekitar 15 ribu euro ($16.340) didonasikan untuk menghiasi gereja St. Mark dan seluruh daerah itu dengan lampu-lampu.

Warga Muslim yang menjadi salah seorang sukarelawan, Ylli Demaj, mengatakan, “Kami telah bekerja di sini selama sekitar 40 hari. Kami bekerja bersama dengan sekitar 50 hingga 60 orang. Ada hari-hari yang sulit, dengan hujan, suhu di bawah titik beku, tetapi itu tidak menghentikan kami untuk membuat ini semua terwujud. Kami berasal dari berbagai agama. Kami Muslim, kami Katolik, tetapi pada akhirnya, kami adalah orang Albania.”

Setiap tahun, orang-orang dari desa Vogove, Zhub dan Brekoc turut dalam kemeriahan ini.

Jozefina Ukaj, warga Katolik setempat, mengatakan, “Kami berkumpul di desa Vogove dan kami selalu berkumpul untuk acara pesta akhir tahun. Untungnya, di daerah kami ada desa-desa Zhub, Vogove dan Brekoc dengan penduduk dari dua agama, umat Islam dan Katolik. Terutama pada hari Sabtu, kami selalu berkumpul untuk merayakan bersama. Saya percaya suasananya sangat indah dan Anda dapat menikmatinya juga.”

Sebagian besar dari 1,8 juta warga Kosovo adalah Muslim, yang hidup rukun dengan warga Kristen. [voa]

Share
Leave a comment