Kapuspen TNI Membeberkan Kronologi Jatuhnya Pesawat SAM Air

TRANSINDONESIA.co | Kapuspen TNI, Laksda TNI Julius membeberkan kronologi jatuhnya pesawat SAM Air PK-SMW di Papua Pegunungan, Jumat pekan lalu. Selain membawa enam orang, pesawat tersebut juga membawa sembako seperti beras 500 kilogram, hingga gula 20 kilogram.

Sebelum kecelakaan dan terjatuh, Julius mengatakan, pesawat sempat hilang kontak dengan pihak bandara di Papua. Pesawat itu dipiloti Kapten Hari Permadi dan Levi Murib sebagai co-pilot itu terbang dari Kabupaten Wamena.

“Pukul 10.53 WIT pesawat take off dari Bandara Elilim menuju Bandara Poik, Distrik Welarek Kabupaten Yalimo. Pesawat membawa empat orang penumpang (dua pilot),” kata Julius dalam keterangan persnya, Rabu (28/6/2023).

Julius pun mengungkapkan nama empat orang penumpang Pesawat SAM Air tersebut. Mereka adalah Bartolomeus (34), Ebeth Hlelerohon (29), Domina Helerohon (17), dan Kilimputni (20).

“Pukul 12.30 WIT diperoleh informasi dari Air Traffic Controller (ATC), pesawat tersebut hilang kontak dan tidak terdeteksi radar. Sampai dengan pukul 16.07 WIT belum terdekteksi di radar dan GPS,” ucap Julius.

Ia menjelaskan, pukul 16.32 WIT, Helikopter Intan Perkasa PK-IWF Belt 206 diterbangkan oleh pilot Kapten Hadi. Kapten Hadi melihat posisi pesawat SAM Air pada koordinat selatan 03.90732⁰ dan timur 139. 43141⁰.

“Posisi di Kampung Mabualem Distrik Welarek Kabupaten Yalimo dalam kondisi hancur terbakar. Pesawat tersebut juga membawa, beras 500 kilogram, gula 20 kilogram, barang campuran 73 kilogram, dan karton 75 kilogram,” ujar Julius.

Pihak Basarnar sebelumnya menyatakan, tim evakuasi tidak menemukan Kotak Hitam pesawat SAM Air PK-SMW. “Sesuai keterangan personel tim evakuasi yang mencapai titik pesawat PK-SMW bahwa telah dilakukan upaya pencarian terhadap Kotak Hitam,” kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi dalam keterangan persnya.

Henri mengatakan, pesawat SAM Air PK-SMW saat ditemukan dalam kondisi hancur lebur. Bagian pesawat yang masih terlihat utuh, hanya ekor pesawat, karena tersangkut cabang pohon di hutan Papua Pegunungan.

“Sementara itu, puing badan pesawat tertahan pada longsoran. Sisi kiri dan sisi kanan (posisi) pesawat adalah jurang terjal,” ucap Henry.

Ia mengungkapkan, Basarnas menerjunkan tim evakuasi pada drop zone flight I berjumlah delapan personel. Kemudian, flight II berjumlah empat personel.

“Proses penjemputan tim evakuasi berlangsung aman, seluruh tim evakuasi berjumlah 12 personel (Basarnas enam dan Kopasgat enam). Seluruhnya telah tiba di Bandara Wamena dalam keadaan selamat, aman dan terkendali,” ujar Henri. [rri]

Share
Leave a comment