Wisata Mojokerto Perlu Kearifan Lokal, Edukasi dan Event Internasional

TRANSINDONESIA.co | Oleh : Anna Purnama Gauri, S.Ikom.

Pariwisata salah satu faktor maju dan berkembangnya suatu daerah yang didongkrak dari pertumbuhan industri sering pesatnya kemajuan transoprtation, telecommunication and tourism.

Sektor pariwisata memiliki peranan penting sebagai salah satu sumber bagi penerimaan devisa, serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional, khususnya dalam mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan produktivitas suatu negara. Pariwisata menjadi sektor strategis yang harus dimanfaatkan untuk pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan Nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Sehingga, maju dan berkembangnya pariwisata dapat mengembangkan daerah-daerah miskin menjadi lokasi baru. Banyak negara bergantung pada industri pariwisata, karena pariwisata sebagai sumber pajak dan pendapatan bagi daerah. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh pemerintah untuk mempromosikan
pengembangan objek wisata, promosi wisata, dan pembinaan usaha pariwisata mendorong ekonomi kreatif masyarakat sekitar.

Bicara pariwisata, Kabupaten Mojokerto memiliki banyak pariwisata mulai wisata pegunungan, air sampai sejarah maupun artefak kuno dan kearifan lokal bisa dikembangkan menjadi daerah wisata yang dikunjungi para wisatawan mancanegara (wisman).

Halnya, objek wisata dibagian utara Kabupaten Mojokerto, ada Kecamatan Kemlagi terdapat wisata Waduk Tanjungan di Desa Tanjungan, Kemlagi. Kemudian di Kecamatan Jetis ada Watu Blorok yang konon dahulu pada saat pembangunan jalan, terdapat sebuah batu yang cukup besar yang menghalangi dan akan dipindahkan karena berada di tengah pembangunan jalan, tetapi pada esok harinya batu tersebut kembali ke posisi semula, tetapi wisata ini sekarang sepi pengunjungnya karena perawatan yang kurang. Ada pula wisata di bantaran sungai Brantas yang biasanya digunakan untuk event-event besar seperti Lomba Dayung, Lomba Layang-layang, dll.

Untuk kawasan pegunungan terdapat wisata di kecamatan Pacet dan Kecamatan Trawas di selatan juga merupakan kawasan wisata andalan Kabupaten Mojokerto karena pemandangan yang sangat bagus dan hawa sejuk pegunungan yang dirasa sangat nyaman, di antaranya ada Wisata Arung Jeram dan Lokasi Outbound Training OBECH Wilderness Experience, Pemandian Air Panas di Padusan, Air terjun yang banyak antaranya Air terjun Coban Canggu, Air terjun Grenjengan, Air terjun Watu Ulo, dll, juga vila-vila peristirahatan di Pacet dan Trawas.

Paling popular di Kecamatan Trowulan, yang dahulu pernah menjadi pusat pemerintahan Kemaharajaan Majapahit. Memiliki banyak sisa-sisa peninggalan sejarah baik bangunan maupun artefak kuno dan masih dapat dijumpai hingga sekarang dan Kabupaten Mojokerto pun menjadi bumi Majapahit.

Trowulan adalah daya tarik utama wisata sejarah di kabupaten ini, karena terdapat puluhan candi peninggalan Kerajaan Majapahit, makam raja-raja Majapahit, serta Pendopo Agung yang diperkirakan berada tepat di pusat istana Majapahit, candi yang terdapat di kecamatan ini antara lain Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Wringin Lawang, dan masih banyak candi-candi kecil yang sudah runtuh masih meninggalkan sisa sisa logam, perhiasan dari emas, arca, dan lain-lainnya dari Candi Muteran, Candi Gedung, Candi Tengah, dan Candi Gentong.

Candi Brahu (Hanacaraka: ꦕꦤ꧀ꦢꦶꦧꦿꦲꦸ) merupakan salah satu candi yang termasyhur berada di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas Ibukota Majapahit berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto – Jombang.

Candi Brahu didirikan oleh Empu Sendok yang merupakan seorang raja dari sejarah Kerajaan Mataram kuno dan diperkirakan candi Brahu merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram Kuno.

Dibangun dengan batu bata merah, menghadap ke arah barat dan berukuran panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter, Candi Brahu diperkirakan didirikan pada abad ke-15 Masehi meskipun masih terdapat perbedaan pendapat, bahwa candi ini berusia jauh lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan.

Wisata Kampung Majapahit ini merupakan central sejarah peninggalan kerajaan Majapahit, yang mestinya banyak potensi wisata salah satunya menjadi destinasi tujuan utama wisman yang datang ke Jawa Timur.

Meski pemerintah daerah dan pusat telah melakukan upaya untuk menjadikan objek wisata yang mendatangkan wisman, tetapi hal ini belum dilakukan maksimal, bahkan wisatawan lokal pun banyak yang melewatkan objek wisata di Kabupaten Mojokerto.

Ke depan, sentuhan kearifan lokal dan edukasi dimaksimalkan dan merekrut langsung warga sekitar hingga kemajuan wisata mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Termasuk memperbanyak event event di lokasi objek wisata, dari event lokal, nasional sampai internasional.*

Penulis: Calon Anggota Legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Mojokerto dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Share
Leave a comment