Dua Titik Panas Masih Terpantau di Wilayah Riau
TRANSINDONESIA.co | Dua titik panas atau hot spot di Kabuapten Rokan Hulu, Provinsi Riau masih terpantau melalui dasbor Sipongi pada Jumat (16/6/2023). Satelit Nasa – SNPP mengidentifikasi titik panas tersebut dengan tingkat kepercayaan tinggi. Sejauh ini rekapitulasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Provinsi Riau mencapai 481,50 hektar.
Menurut Pusat Pengendalian Operasi BNPB saat ini pihak berwenang atau Satuan Tugas Penegakkan Hukum (Gakkum) masih melakukan penyelidikan penyebab karhutla Riau. Data Badan Penanggulangna Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mencatat sejumlah wilayah dalam penyelidikan karhutla, yang tersebar di beberapa kabupaten. Wilayah tersebut antara lain di Kecamatan Sungai Sembilan, Talang Mandau, Bukit Batu, Rangsang, Siak, Marpoyan Damai dan Bunut.
BPBD menginformasikan tidak ada korban jiwa pada insiden karhutla di wilayah terdampak.
Sementara itu, BPBD Provinsi Riau juga menginformasikan cakupan karhutla terluas berada di Kabupaten Bengkalis dengan 181,48 hektar. Sedangkan luasan karhutla di wilayah lain, di antaranya Dumai 99,22 hektar (ha), Rokah Hilir 73,5 ha, Indragiri Hilir 43,5 ha, Pelalawan 31,18 ha, Siak 18,51 ha, Pekanbaru 11,18 ha, Kampar 11,03 ha, Meranti 9,75 ha dan Indragiri Hulu 2,15 ha.
Merespons karhulta di Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan perhatian penanganan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Pada Rabu lalu (7/6/2023) Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, melakukan patroli udara di provinsi tersebut.
Penanganan karhutla Riau, BNPB telah mengerahkan 3 helikopter untuk pengeboman air atau _water bombing_, sedangkan 2 lainnya untuk patroli. Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung dengan 1 helikopter untuk pemantauan udara.
BNPB mengimbau semua pihak di wilayah Riau untuk berkolaborasi dan sinergi dalam upaya pencegahan. Berdasarkan pengalaman selama ini, pencegahan menjadi langkah penting dalam penanganan karhutla di wilayah. Ketika titik panas yang menjadi titip api mulai tidak terkendali, upaya penanganan darat dan udara akan menghadapi tantangan besar dalam pemadamannya. [ful]