Merdeka Belajar dan Kualitas Link and Match Mendongkrak Sistem Pendidikan Nasional Menghasilkan Lulusan yang Kompeten

TRANSINDONESIA.co | Majunya sebuah Negeri dari banyak data menunjukan karena dimulai dari majunya system Pendidikan yang diterapkan. Eropa yang dulunya mengalami masa kegelapan sejak keruntuhan kekaisaran Romawi Barat padata tahun 476 Masehi dapat bangkit Kembali setelah membangun system pendidikan dengan melakukan revolusi budaya yang berbasis pada kualitas perkembangan ilmu pengetahuan dengan Gerakan Renaisance pada abad 14.

Pada era kegelapan ini semua kebijakan didominasi oleh Gereja dan yang menentangnya akan dihukum seperti Nicolaus Copernicus yang berbeda dengan pendapat geraja karena menyatakan Matahari sebagai pusat tata surya. Para tokoh melihat hal ini sangat merugikan masyarakat dan ekonomi semakin terpuruk karena Eropa menjalankan system ekonomi tertutup. Maka sejak abad 14 itulah para ilmuwan Eropa memulia Gerakan terlahir Kembali dengan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peningkatan kesejahteraan manusia di semua lini.

Setelah ditemukannya banyak teknologi baru yang kemudian dikenal dengan program Aufklarung (Pencerahan) pada abad 17 sampai abad 18, Eropa mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga teknologinya mengalami lompatan yang luar biasa dan terus berkembang menuju era perdagangan yang dinamakan Merkantilisme sebagai awal dari mulainya perdagangan global.

Negeri Japan yang tadinya juga dalam masa tertutup, setelah di dobrak oleh Amerika pada akhirnya menjadi negara maju dengan pola yang sama yaitu memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kisah pada ahir-ahir masa kegelapan di Japan dapat dilihat adanya film The Last Samurai. Setelah mendorong tumbuhnya ilmu pengetahuan yang menyasar kepada kemajuan industry inilah yang mendongkrak Japan menjadi negara maju di segala bidang.

Keterkaitan system pendidikan dengan industry inilah yang menjadi kunci kemajuan dan saat ini terkait hal semacam ini dinamakan dengan Link and Match. Program Pendidikan harus benar-benar berkorelasi penuh dengan industry sebuah negara. Segala hal yang berkaitan dengan kemajuan industry dilakukan penelitian dan percobaan di lembaga pendidikan.

Kita lihat berikutnya negara China yang mengalami proses upgrade ilmu dan teknologi agak belakangan. Negara China benar-benar sangat serius untuk memajukan system Pendidikan yang akan memajukan industrinya.

Tugas belajar para mahasiswa ke luar negeri secara serius direncanakan dan telah disiapkan project-project riil untuk memajukan industry China. Setiap mahasiswa yang study ke luar negeri sudah memiliki misi yang sangat jelas di mana setelah selesai study nanti harus bisa merealisasikan di negaranya. Maka dalam waktu sangat singkat China bisa menyalip negara-negara Eropa dan Amerika. Negara benar-benar mengawal secara penuh implementasi program link and match yang menjadi kunci dari kemajuan industrinya.

Lain lagi kisah dari India negara yang memiliki pendudukan sangat besar tapi miskin dan tanahnya tidak subur. Setelah merdeka dari Inggris negara India memutuskan untuk menyekolahkan generasi mudanya ke Eropa dan Amerika. Keseriusan negara dalam mengawal program pendidikan ini terus dibudayakan di mana proses regenerasinya dijaga secara serius.

Sehingga banyak pakar-pakar orang India yang saat Ini menguasai bisnis digital, dan bahkan kita sama-sama tahu perdana mentri Inggris saat ini adalah keturunan India. India termasuk negara yang sudah bisa mengembangkan teknologi Satelit hampir berbarengan dengan negara China.

Kuatnya control dan pengelolaan pemerintah pada system pendidikan yang memiliki Link and Match dengan industry adalah fakta sejarah bagaimana sebuah negara bisa maju pesat.

Kementrian Pendidikan Nasional saat ini sedang menggalakan program Merdeka Belajar di mana lembaga pendidikan diarahkan untuk bisa lebih dekat dengan dunia industry salah satunya dengan program magang dan belajar di industry.

Tantangannya adalah bagaimana program Merdeka Belajar ini tidak hanya sekedar quantitative administrative belaka, tetapi benar-benar menjadi program yang qualitative upgrading kapasitas pelajar/mahasiswa juga para pendidiknya.

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki banyak permasalahan dalam hal penyediaan tenaga yang terlatih dan professional tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk alasan ini, Pemerintah salah satunya mengembangkan teknik dan kejuruan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (BLK), untuk meningkatkan pasokan tenaga kerja terampil untuk pasar kerja dan kebutuhan industri.

Masalahnya, lulusan BLK ini masih belum terpenuhi kebutuhan industri yang ditunjukkan dengan banyaknya lulusan yang masih pengangguran. Metode yang digunakan dalam mengembangkan link and match antara dunia pendidikan dan industri di Indonesia.

1). Bagaimana pendidikan kejuruan saat ini memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri?

2). Faktor apa yang dibutuhkan untuk dipertimbangkan dalam meningkatkan link and match antara dunia pendidikan, khususnya vokasi dan kebutuhan industri,

3). Bagaimana meningkatkan Link and Match antara dunia pendidikan dan industri. Masih banyak hal yang perlu di dalami dan dijalankan konsep solusinya (Ali et al., 2020).

Konsep “link and match” dalam sistem pendidikan merujuk pada integrasi yang efektif antara kurikulum dan kebutuhan dunia kerja (Wibisono et al, 2020). Bagaimana seorang guru atau Lembaga Pendidikan harus merancang materi pembelajaran yang berkualitas yang tujuannya agar bisa menumbuhkan kompetensi pelajar dengan mendasarkan materi yang memiliki hubungan yang kuat antara apa yang dipelajari di sekolah dengan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja.

Untuk membuat konsep “link and match” menjadi efektif dan produktif, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:

1. Penyusunan kurikulum yang relevan: Kurikulum harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dunia kerja saat ini dan di masa depan. Ini melibatkan identifikasi keterampilan kunci yang dibutuhkan oleh siswa untuk berhasil di dunia kerja dan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum.((Gennadyevna Sakhieva et al., 2014), (Soare, 2015)).

2. Kerjasama dengan dunia kerja: Sekolah dan perguruan tinggi harus menjalin kemitraan dan kerjasama dengan perusahaan, industri, dan lembaga profesional terkait. Melalui kolaborasi ini, siswa dapat terlibat dalam pengalaman belajar yang relevan, seperti magang, kunjungan industri, atau proyek kolaboratif, yang memberi mereka pemahaman praktis tentang dunia kerja dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan. ((Awasthy et al., 2020), (Khoo et al., 2018), (Apriyani et al., 2023)).

3. Pengembangan guru yang kompeten: Guru harus diberikan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan yang relevan dengan perkembangan dunia kerja. Mereka perlu memahami tren terbaru, teknologi, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan agar dapat membimbing siswa secara efektif ((Supena et al., 2020), (Podungge et al., 2020)).

4. Pembelajaran berbasis proyek: Metode pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks nyata. Dengan melakukan proyek-proyek yang berhubungan dengan dunia kerja, siswa dapat mengembangkan keterampilan kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi yang diperlukan untuk sukses di tempat kerja ((Jalinus et al., 2017), (Haerani & Jatiraga, 2019)).

5. Evaluasi yang holistik: Evaluasi siswa harus mencakup tidak hanya pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan sosial, keterampilan kerja tim, dan keterampilan lain yang relevan dengan dunia kerja. Ini dapat dilakukan melalui penilaian formatif dan sumatif yang mencakup proyek, presentasi, dan penilaian berbasis kinerja lainnya ((Ka Yuk Chan & Luo, 2022), (Chan & Yeung, 2020)).

6. Pembimbingan dan orientasi karir: Siswa perlu mendapatkan bimbingan dan dukungan dalam mengembangkan pemahaman tentang berbagai pilihan karir yang tersedia bagi mereka. Ini dapat mencakup sesi konseling, penempatan kerja, atau program mentorship yang membantu siswa mengidentifikasi minat dan bakat mereka serta mengarahkan mereka menuju jalur karir yang sesuai ((Al Hilali et al., 2020), (Kim, 2007)).

Bagian paling penting dalam program link and match adalah bagaimana kurikulum yang didesign dan diajarkan memang bersumber dari problematika industry yang harus di pecahkan dan dikuasai pelajar/mahasiswa. Dosen atau guru benar-benar pelatih kan keahlian yang dibutuhkan oleh industry sehingga pelajar/mahasiswa benar-benar competence menyelesaikan tugas dalam penyelesaian problematika industry.

Dengan mengimplementasikan konsep “link and match” ini, diharapkan siswa akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan. Hal ini juga dapat membantu mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja, sehingga meningkatkan efektivitas dan produktivitas sistem Pendidikan.**

Penulis: Dr. Daduk Merdika Mansur adalah akademisi dan praktisi Human Capital Management lulusan program Doktor Manajemen UNPAD. Pengalamanya menerapkan strategic Manajemen dalam mengupgrade kinerja organisasi sudah memberikan outcome nyata dalam mencetak lulusan yang berkarakter dan berkompeten seperti yang diinginkan industry. Konsep Human Capital Development berbasis Talents dan Passion menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan team dan peningkatan kinerja serta out come organisasi.

Share
Leave a comment