Guru Bukan Sekedar Mengajarkan Pengetahuan Tetapi Juga Mengajarkan Tentang Kehidupan

TRANSINDONESIA.co |”Ego planto Deus incrementus dabit”. Saya yang menanam Tuhan yang menghidupkan.

Menjadi guru ibarat menanam benih benih kebaikan, kebenaran melalui transformasi pengetahuan kepada para muridnya. Para murid tentu tidak langsung pandai dan mampu memahami apa yang diajarkan, melainkan akan berproses dalam cara cara yang baik dan benar.

Kesadaran akan tumbuh baik dan benar tatkala diajarkan dan dibiasakan untuk hidup dalam hal hal yang baik dan benar.

Guru kadang tidak memahami dan menyadari akan panggilan hidupnya yang mulia sebagai guru. Mungkin juga tidak banyak yang menghayati sebagai guru. Menjadi guru bisa saja tersesat atau disesatkan karena adanya perintah. Namun sejatinya tersesat di jalan yang baik dan benar.

Hidup dan kehidupan memang tidak sebatas hitam putih, siang malam, salah benar. Sejatinya ada variasi variasi yang menjadi bagiannya.

Guru sekecil apapun yang diajarkannya akan menjadi inspirasi akan terekam dalam memori para muridnya.

Guru mengajar dan melatihkan agar para murid ini dapat bertahan hidup tumbuh dan berkembang. Apa yang akan dihadapi para murid di masa yang akan datang tentu akan semakin kompleks.

“Pada pendidikanlah tergantung masa depan bangsa”
Tatkala pendidikan berkualitas yang menghasilkan alumni yang dapat diunggulkan maka bangsanya dapat:” berdaulat, berdaya tahan, berdaya tangkal dan mampu berdaya saing”

Demikian juga sebaliknya

Belajar adalah proses penyadaran untuk menemukan jati dirinya. Sekolah bukan sebatas nilai atau ranking tetapi ada transformasi dan tercerahkan.

Guru dengan demikian akan menjadi sang pencerah.

Keutamaan dalam belajar dapat dipahami sebagai pembangunan karakter yang berbasis :
1. Moralitas
2. Pengendalian diri
3. Kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban
4. Profesional, cerdas, bermoral dan modern
5. Mampu menjadi ikon atau simbol bagi point 1 sd 4

Para guru mengajarkan dalam konteks “ajrih asih” : tegas bermoral dan humanis

Proses pembelajaran di Sespim Lemdiklat Polri merupakan suatu proses pembelajaran bagi pemimpin pemimpin di masa depan. Setidaknya dapat dikatakan pemimpin yang transformatif, yaitu pemimpin yang dapat dikatakan :
1. Berani belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu
2. Siap menghadapi tuntutan, tantangan, ancaman dan harapan di masa kini
3. Mampu menyiapkan bagi masa depan yang lebih baik

Para pemimpin polisi di semua lini pada prinsipnya sama yaitu mampu menunjukan dirinya sebagai petugas polisi, fungsi kepolisian, institusi kepolisian sebagai :
1. Penjaga kehidupan
2. Pembangun peradaban
3. Pejuang kemanusiaan.**

Chrysnanda Dwilaksana
Gerbang Maribaya 202323

Share
Leave a comment