Pameran “Telat Ngguyu: Libidoremifasol” Anwar Rosyid 230123

TRANSINDONESIA.co | Pak Anwar Rosyid tertawa slemengeren kepingkel pingkel, yang dikatakan pak Jan Praba sangat minim tertawa. Hal itu terjadi karena dampak pengadilan karya dari: pak Itok, pak Gatot, pak Non O, pak Gerdi dan Mas Joko Kisworo. Pak Ifoed asyik merekam. Saya mencoba menggali makna dari karya karya pak Rosyid. Pak Itok menunjukkan karya kartun pak Royid dengan gambar seorang perempuan yang di bawah roknya ternyata sangkar yang berisi banyak burung.

Di situlah awal mulainya. Kami mulai menafsir apa yang sejatinya di sampaikan pak Rosyid lewat karya karyanya. Karya karyanya penuh dengan simbol dan makna yang membuat penikmatnya berpikir dan membuat terlambat untuk tertawa. Telmi, telat mikir.

Tatkala salah satu gambar seorang perempuan yang mengangkat baki dengan banyak bunga dan ada tugu Jogja, pak Itok menebak ini “Sarkem” alias pasar kembang di Jogja. Sontak kawan kawan seperguruan satu ilmu beda kamar tertawa terbahak bahak. Sarkem, lokalisasi di Jogja jaman pak Rosyid dkk masih muda.

Dari situ mulailah asosiasu liar berkembang biak. Salah satu gambar wanita yang merangkul harimau, tetapi oleh pak Gatot ditafsir : mandi kucing. Awalnya semua terdiam. Ada yang memahami mamandikan kucing. Itu memang lugu atau pura pura malu mengatakan yang dia tahu. Tiba tiba semua jadi terbahak bahak : ” iki sarumologi “. Baru terkuak kesaktian pak Rosyid menyembunyikan libidoremifasolnya.

Berlanjut banyak karyanya mengandung sanepo sanepo yang disaru sarukan maknanya. Pak Rosyid cuma klecam klecem sesekali tertawa ngakak. Mungkin dalam hati berkata “aku ki”. Pak Rosyid sama sekali tidak marah dan dengan besar hati membebaskan asosiasu yang njegog kesana kemari, bahkan pak Rosyid kepingkel pingkel mendengar komentar kurator slebor.

Pak Rosyid memang banyak menggambarkan wanita semog montog. Ada gambar mataharipun dimaknai sebagai suatu pembuahan. Ada gambar wanita dengan ikan dimaknai “tidak ada manuk ikanpun jadi”. Gambar wanita yang seakan mendamba di depan burung yang tidur dimaknai: “burungku, ayo bangun”. Perempuan yang sedang duduk pun dimaknai: “mendamba burung tiba”. Ada wanita muda memberi dot susu kepada perempuan yang lebih tua  dimaknai “bakti kepada sang mami”.

Perempuan yang berada di dalam kain dibawa terbang bangau dimaknai “urip gumantung manuk”. Gambar perempuan menggendong bocahpun dimaknai “putro takon sopo bopo”. Perempuan di antara bingkai bingkai gambar bungapun dimaknai “lali rupo eling roso”.

Komentar komentar konyol18 plus pun terus bergulir. Pak Rosyid dengan santai menjawab ini sebenarnya yang saru yang mengomentari. Masalah pakai jam tanganpun dikomentari, sebagai jaminan bila kurang bayaran. Kami tertawa lebas bagai katarsis yang membuat banyak orang menduga membahas yang bukan bukan. Kami memang bukan membahas tetapi menunjukan kecintaan kepada pak Rosyid yang sudah tidak muda lagi.

Kenakalan ala gojek kere memang menyengat sana sini bahkan ada komentar dientup jaran, jaran goyanglah. Lagi lagi pak Rosyid terbahak bahak bahkan membalas “pak Itok ini kayaknya tertekan di rumah, katarsisnya di sini”. Pak Non O diam diam menyimpan pendapat bahwa pameran telat ngguyu ala Anwar Rosyid ini sejatinya menunjukan libidoremifasol. Pak Rosyid diberi gelar PhD (pakar humor dleweran). Entah apa maksudnya kamibsemua tertawa. Pak Gerdi berulangkali rooming dan minta diterjemahkan, namun setelah tahu maknanya malah bisa mensundakan.

Maklum teman seguru seilmu beda kamar pak Rosyid kebanyakan dari Jogja. Mungkin sesama pelanggan Sarkem. Ternyata bisa terungkap aslinya, pak Rosyid memang piawai dalam membuat jebakan Batman. Siapa ninggal KTP, siapa ninggal jam semua tanpa sadar melakukan pengakuan dosa.

Selamat ya pak Rosyid atas sarumologinya, ternyata libidoremifasolnya dan ke PhDannya mampu membuat kami semua terbahak bahak semlengeren. Sehat panjang umur dan tetap semangat mewartakan kesarkemannya.[CDL]

Tegal Parang 230123

Share
Leave a comment