BPBD Balangan Terjunkan TRC Siaga Hadapi Dampak Buruk Banjir

TRANSINDONESIA.co | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, bersiaga menghadapi ancaman danpak buruk akibat banjir menggenangi Desa Mihu, Kecamatan Juai, Rabu (16/11/2022),   mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi terdampak. Meski tinggi genangan air sekitar 8 – 12 cm, debit air terpantau mengalami kenaikan secara lambat. Genangan berlangsung setelah hujan lebat mengguyur sekitar kawasan desa hingga debit air sungai setempat meluap.

“TRC BPBD Kabupaten Balangan segera melakukan pemantauan debit air dan pendataan wilayah terdampak banjir. Di samping itu, petugas juga telah mengimbau warga untuk tetap waspada mengantisipasi dampak yang lebih buruk. Untuk memastikan hal tersebut, BPBD telah berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan setempat,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya tertulisnya diterima redaksi, Jumat (18/11/2022).

Dari data hingga Kamis (17/11/2022) sebanyak 30 KK di Desa Mihu terdampak banjir tersebut. Tidak ada laporan warga yang harus mengungsi karena banjir.

Berdasarkan kajian inaRISK, Kabupaten Balangan memiliki 7 wilayah dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Salah satu wilayah yaitu Kecamatan Juai yang saat ini terdapat genangan air. Kabupaten ini termasuk wilayah yang kerap terdampak banjir. Catatan BNPB dalam periode 5 tahun terakhir, sebanyak 68 kejadian banjir terekam sejak 2017.

Berangsur Surut

Fenomena intensitas tinggi hujan menyebabkan sungai di wilayah tersebut meluap dan membanjiri  rumah warga, BPBD Balangan turut melaporkan para warga terdampak tetap bertahan di rumah masing-masing.

“Para warga masih bertahan di rumah masing-masing, bantuan logistik telah kami distribusikan ke rumah warga terdampak,” jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Balangan, Rahmadi melalui pesan elektronik, Kamis (17/11/2022).

TRC BPBD Balangan juga memberikan dukungan mobilisasi warga menggunakan perahu karet dan fiber.

“Anggota TRC di lapangan telah menyediakan perahu karet dan fiber untuk mobilisasi warga melewati banjir,” tambah Rahmadi.

Pantauan visual di lapangan menunjukan banjir berangsur surut. TRC melakukan pemantauan di sekitar area sungai untuk mengantisipasi luapan air sungai kembali memasuki pemukiman warga.

“Tinggi muka air berangsur surut, hari ini wilayah terdampak tidak diguyur hujan,” ujar Rahmadi.

Kajian inaRisk menunjukan Kabupaten Balangan memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 8 kecamatan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang disebabkan oleh faktor cuaca. Pemerintah daerah setempat dapat melakukan peninjauan secara berkala pada daerah sungai atau saluran air warga untuk mengantisipasi terjadinya luapan air ketika hujan lebat.

Warga setempat dapat melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan dengan memantau secara berkala prakiraan cuaca dari BMKG dan laporan dari pemerintah daerah setempat.

Masyarakat dan perangkat daerah dapat melakukan pembersihan wilayah pemukiman, selokan atau saluran air secara berkala, membuat penahan atau area penampung air untuk mencegah arus banjir memasuki tempat tinggal.

Jika hujan lebat mengguyur wilayah lebih dari satu jam, para warga dapat mematikan arus listrik dan bersama pemerintah daerah setempat dapat melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.[tan]

Share
Leave a comment