Kapal Nelayan Spanyol Tenggelam di Kanada; 7 Tewas, 14 Hilang
TRANSINDONESIA.co | Kapal nelayan Spanyol tenggelam pada Selasa (15/2) dini hari di laut lepas di lepas pantai Newfoundland di Kanada timur dan menewaskan setidaknya tujuh orang, kata seorang pejabat Spanyol. Tiga awak kapal berhasil diselamatkan dari sekoci, sementara pencarian 14 awak lainnya yang masih hilang di laut lepas dilakukan.
Kapal nelayan sepanjang 50 meter bernama Villa de Pitanxo, yang beroperasi di wilayah Galicia, Spanyol barat daya itu, tenggelam di tengah kondisi gelap (sekitar pukul 1 pagi waktu setempat), kata perwakilan regional Spanyol, Maica Larriba, kepada radio publik Spanyol.
Kapal yang tenggelam itu terdiri dari 24 awak, termasuk 16 orang Spanyol, lima orang Peru dan tiga nelayan asal Ghana, kata dinas penyelamatan laut Spanyol.
Kepala pemerintahan regional Galicia, Alberto Núñez Feijóo mengatakan, duta besar Spanyol untuk Kanada memberitahunya bahwa tujuh jasad telah ditemukan.
“Kondisi laut sedang sangat buruk,” katanya kepada wartawan.
Korban selamat termasuk nakhoda kapal yang berusia 53 tahun dan keponakannya yang berusia 42 tahun, menurut surat kabar La Voz de Galicia. Kedua pria itu menghubungi keluarga mereka melalui telepon, lapor surat kabar itu.
Sinyal dari alat perekam kapal, yang berfungsi melacak kapal, berhenti bertransimisi sejak pukul 6 GMT atau pukul 1 pagi waktu setempat, kata Larriba kepada RTVE, lembaga penyiaran publik Spanyol.
Pusat penyelamatan di Halifax, Nova Scotia, yang dioperasikan oleh angkatan udara dan penjaga pantai Kanada, mengirimkan helikopter, pesawat dan kapal penyelamat ke daerah yang berjarak 450 kilometer dari pulau Newfoundland itu.
Letnan Kolonel Brian Owens, juru bicara pusat penyelamatan, mengatakan bahwa angin kencang, ombak tinggi dan kabut menghambat proses pencarian yang berpusat pada area puing-puing kapal yang tenggelam.
Sebuah kapal nelayan Spanyol lain yang beroperasi tidak jauh dari lokasi tenggelamnya kapal tadi merupakan yang pertama tiba dan menemukan tiga korban selamat dan empat jasad di salah satu dari empat sekoci kapal nelayan nahas itu, kata pejabat setempat. Dua sekoci lain kosong, sementara sekoci keempat belum ditemukan.
Pemilik kapal, Grupo Nores, tidak segera memberikan tanggapan. Menurut situs webnya, grup usaha itu mengoperasikan kapal nelayan di perairan sekitar Argentina, Kanada, Maroko, Guinea-Bissau dan Senegal, serta di Laut Utara.
Berita tenggelamnya kapal nelayan itu menjadi pukulan tragis bagi kota pelabuhan Marin di barat laut Galicia, di mana banyak menggantungkan penghasilan mereka dari laut. Wali Kota Marin, María Ramallo mengatakan, tenggelamnya kapal nelayan itu adalah tragedy terbesar yang pernah tercatat di kalangan masyarakat setempat.
“Kami tidak dapat mengingat hal yang lebih buruk dari ini,” kata Ramallo kepada kantor berita Spanyol, EFE. [rd/rs]
Sumber: Voaindonesia