PMI Hong Kong Tak Surut Kembangkan Potensi di Tengah Gejolak Pandemi

TRANSINDONESIA.co | Bekerja sebagai pekerja migran tentunya memiliki tantangan tersendiri. Adanya perbedaan adat, budaya, bahasa, dan lingkungan di negara penempatan menjadi cobaan dalam menempuh tujuan sebagai pekerja migran. Oleh karena itu, sebagai calon pekerja migran diharuskan memiliki pengalaman dan keterampilan bekerja, keterampilan berbahasa asing, kesiapan fisik dan mental.

Khususnya untuk calon pekerja migran yang akan bekerja di negara Hong Kong harus mampu berbahasa Cantonese, adapun bagi pekerja migran yang sudah berpengalaman bisa berbahasa Mandarin dan bahasa Inggris merupakan suatu nilai plus baginya sehingga memudahkan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.

Sebagai pekerja migran harus memiliki pengetahuan yang luas agar tidak salah melangkah dan jerih payah selama bekerja di luar negeri tidak akan sia-sia.

Saat ini, banyak sekali pelatihan baik secara online maupun offline untuk mengembangkan skill dan kemampuan bekerja bagi pekerja migran. Pelatihan yang diberikan untuk pekerja migran bertujuan agar mereka memiliki skill dalam bidang yang disukai dan membentuk karakter agar menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang cerdas,  tangguh, dan berkualitas. Mulai dari instansi, organisasi dan perkumpulan para pekerja migran yang menyelenggarakan pelatihan.

Pekerja migran dapat memanfaatkan waktu libur sebaik mungkin dengan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang yang diminati seperti, Tata Rias Wajah (Make Up Art), Tata Busana (Menjahit), Tata Rambut (Hair style), Kursus Komputer, Kursus Bahasa Asing, Pelatihan Berorganisasi, hingga pelatihan menulis, dan lain sebagainya.

Sejak mewabahnya Virus mutasi varian baru dari Covid-19 yaitu Omicron, maka pelatihan ini dilaksanakan secara online melalui meeting di aplikasi Zoom. Meski masa Pandemi belum berakhir, namun semangat para pekerja migran tidak pernah surut untuk mengembangkan pengetahuan dan skill.

“Saat ini, saya tengah aktif berorganisasi, bertujuan untuk menginformasikan tentang ketenagakerjaan, membantu teman-teman PMI yang lain agar mengetahui Hak dan Kewajiban nya sebagai PMI. Selain itu, saya juga sedang mengikuti kelas Ethic and Manners for Personality Development,” ucap seorang aktivis organisasi saat kami bertemu dan berbincang di sebuah Cafe de Coral Mongkok, Hong Kong, pada 2 Januari 2022 lalu.

Sebut saja namanya Atan, PMI berparas manis asal Subang, Jawa Barat, ini adalah aktivis organisasi yang sudah berpengalaman dan banyak membantu PMI yang bermasalah. Selain itu, ia juga sering mengikuti pelatihan untuk pengembangan personalitinya.

Penulis kagum dengan semangat dan keberaniannya untuk membantu teman-teman PMI yang bermasalah.

“Meski saat ini masih masa Pandemi, kita masih bisa belajar melalui online di Zoom. Selagi ada niat, insyaallah ada jalan untuk meraih apa yang kita inginkan,” sambung Atan dalam perbincangan saat berada di Cafe De Coral tersebut.

Hal ini, menjadi motivasi tersendiri bagi PMI untuk lebih mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri. Dimana, baru-baru ini penulis, Kak Atan bersama PMI lainnya mengikuti pelatihan secara online yaitu Virtual English Class & Community juga Ethic & Manners for Personality Development Class yang diselenggarakan Morning Light Ltd berkolaborasi dengan Galang Kemajuan Center Hong Kong bersama organisasi Perempuan Indonesia Maju membuka kelas belajar bahasa Inggris secara online dan gratis bagi para pekerja migran.

Pelatihan ini bertujuan agar semua pekerja migran memiliki pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris supaya memudahkan mereka dalam melaksanakan pekerjaan. Setidaknya bisa mengurangi masalah yang timbul akibat kesalahpahaman dalam berkomunikasi dengan pemberi kerja (Majikan).

Selain itu, bersama Mr. Bernard Hutabarat sebagai pengajar di kelas bahasa Inggris, penulis pun mengikuti kelas Ethic & Manners yang dibimbing oleh tutor yang sangat berpengalaman yaitu, Eva Hutagalung dan Annie Elizabeth Sinaga.

Kelas Ethic dan Manners ini merupakan pelatihan yang menyajikan materi mengenai sikap dan perilaku di dalam dunia kerja. Tujuannya, agar para pekerja migran bisa memiliki karakter yang sesuai dengan kriteria pemberi kerja, membangun kepercayaan diri dan berwawasan luas tentang dunia kerja.

Hal ini patut disyukuri masih berkesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi diri di dunia yang masih diselimuti kekhawatiran akan penyebaran Omicron, namun semangat sebagai pekerja migran tidak boleh luntur. Semangat PMI untuk cerdas, tangguh, berpotensi dan profesional.*

Kiriman: Uun Kuniri (Hong Kong)

Share
Leave a comment