Rumah dan Musium I Nyoman Tjokot
“Spirit yang diajarkan mentransformasi turun temurun”
TRANSINDONESIA.CO – Rumah I Nyoman Tjokot di Desa Jati Gianyar digunakan sebagai tempat tinggal berkarya dan kini dijadikan musium Tjokot. Anak cucu cicit Tjokot masih berada di kawasan tersebut. I Nyoman Lantas putra ke 3 Tjokot masih nampak segar dan kuat ingatannya menceriterakan bagaimana bapaknya mematung.
Spirit yang diajarkan selalu dengan memberi contoh atas apa yang dikerjakan sehingga bisa mentransformasi turun temurun. Karya karya I Ketut Nongos putra Tjokot juga sangat kuat dan masih banyak karya karyanya. I Ketut Kanten cucu Tjokot yang banyak bergaul di dunia luar berupaya untuk membantu adanya musium Tjokot. Anak cucu dan cicit Tjokot ada sebagian yang tinggal di kompleks rumah Tjokot namun ada beberapa yang berpindah ke Desa Teges dan Ubud.
Banyak hal yang menarik dan bisa dijadikan pelajaran dalam berkesenian dan menumbuhkembangkan kesenian.
Beberapa hal yang perlu dicatat dalam Tjokot dan Cokotisme antara lain:
1. Anak laki laki Pak Tjokot semua mengukir (6 orang, kecuali yang perempuan)
2. Kekuatan karya Pak tjokot mampu mendorong banyak pihak care akan Tjokot dan Cokotisme. Sayangnya mulai menguap, dan seni lagi lagi kembali pada realis dekoratif. Ekspresif magis primitif hampir tidak tersentuh
3. Ketidak pedulian pemerintah secara finansial atau marketing atas karya seni.
4. Galeri seni hanyut atau larut arus pasar.
5. Karya karya seni berkualitas dan senimannya seakan menjadi legenda yang diajarkan seperti dongeng atau untuk dihafalkan para murid pada pendidikan kesenian.
6. Tidak adanya atau sangat kurangnya literasi atau referensi referensi tentang Tjokot dan Cokotisme.
7. Pada masa kejayaan kurang di manage dengan baik dan benar sehingga saat redup seolah senyap lenyap.
8. Transformasi atas pemaknaan pengemasan dan marketing karya belum didukung political will secara berkesinambungan.
9. Puri lukisan gagasan Tjokorde Gedung Agung Sukowati dengan Rudof Bonet, dll, menjadi wadah luar biasa bagi penampungan karya karya seni Bali berkualitas tinggi. Walaupun perawatannya masih ala kadarnya dan sederhana.
10. Masih banyak tokoh tokoh seniman Bali yang berkelas hampir hilang dari ingatan kita semua seperti:
a. I Gusti Nyoman Lempad (walaupun sudah dibukukan cukup lengkap),
b. Ida Bagus Made Poleng,
c. Anak Agung Gede Sobrat,
d. Ketut Tungen,
e. Mangkumura (kamasan klungkung),
f. Ida Bagus Gelgel, dsb.
Hal yang menjadi bahasan dari cucu dan cicit Tjokot adalah taksu atau passion atau roh dari karya yang memang berbeda. Walaupun mereka memiliki suatu garis keturunan dan jiwa yang bisa dinampakkan secara tangible tetapi yang untangible yang menjadi penentu kekuatan karya. Kepekaan kepedulian dan bela rasa akan seni kesenian dan senimannya memerlukan dukungan pemerintah, akademisi dan pelaku bisnis.**
[Chryshnanda Dwilaksana – Pemerhati Seni dan Budaya]