Sekeluarga Tewas Gantung Diri Diduga Menganut Praktik Mistis

TRANSINDONESIA.CO | NEW DELHI – Sebelas anggota keluarga besar telah ditemukan tewas di sebuah rumah di ibukota India, Delhi. Sepuluh di antaranya tergantung di langit-langit, kata kepolisian.

Seorang wanita berusia sekitar 70 tahun adalah satu-satunya yang ditemukan tergeletak di lantai. Sebagian besar yang mati ditutup matanya dan disumpal dengan tangan terikat di belakang punggung mereka.

“Penyebab kematian mereka masih belum jelas, dan polisi tidak mengesampingkan pembunuhan,” seperti dilaporkan BBC, Senin 2 Juli 2018.

ILustrasi

Meskipun begitu, kepolisian juga merilis sebuah pernyataan yang mengatakan mereka telah menemukan bukti praktik mistik oleh keluarga. Pernyataan polisi penuh mengacu pada catatan tulisan tangan yang ditemukan di rumah yang menunjukkan praktik spiritual dan mistik tertentu yang tampaknya memiliki beberapa kaitan dengan kematian.

Mereka masih menunggu hasil pemeriksaan post-mortem, menanyai tetangga dan memeriksa rekaman CCTV di area tersebut. Seorang pejabat polisi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui apa yang terjadi.

“Ini adalah investigasi yang sedang berlangsung dan kami belum mengesampingkan apa pun,” katanya.

Keluarga itu tinggal di distrik Burari di Delhi selama lebih dari 20 tahun, meskipun mereka berasal dari Rajasthan. Mereka menjalankan dua toko di lantai dasar gedung tiga lantai. Mayat mereka ditemukan oleh seorang tetangga ketika dia pergi membeli susu pada hari Ahad (1/7) pagi.

“Ketika saya memasuki toko, semua pintu terbuka dan mayat semua orang tergantung di langit-langit dengan tangan terikat,” kata Gurcharan Singh.

Orang yang meninggal diperkirakan termasuk dua saudara laki-laki, istri dan anak-anak mereka serta wanita lansia. Anjing peliharaan keluarga itu ditemukan hidup.

Penemuan jenazah itu telah membuat lingkungan terkejut. Penduduk daerah dan kerabat mengatakan kepada media setempat bahwa keluarga mereka selalu terlihat bahagia dan merupakan bagian dari komunitas masyarakat setempat.[Repbulika]

Share
Leave a comment