Sekolah Kamnas Angkatan Kedua Bergelora
TRANSINDONESIA.CO – Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ) kembali membuka Sekolah Keamanan Nasional (Kamnas) untuk angkatan kedua tahun 2016/2017.
Kepala Puskamnas UBJ, Prof (Ris) Hermawan Sulistyo Ph.D atau yang akrab di sapa Prof Kikie, diwakili Ali Asghar, MA,Pol, membuka tanda dimulainya kuliah perdana Sekolah Kamnas mengatakan, untuk angkatan kedua ini geloranya sangat tinggi.
“Antuasias untuk masuk Sekolah Kamnas sangat bergelora, melebih target bahkan kita terpaksa menolak dan menyarankan untuk masuk pada angkatan ketiga atau berikutnya. Sampai ancaman gelora itu saya hadapi,” katanya.
Ancaman gelora tersebut dinilai positif Ali, sebagai antusiasnya masyarakat yang ingin masuk Sekolah Kamnas. “Jadi kapasitas untuk angkatan kedua ini melebih target yang seharusnya 21 siswa tapi terpaksa menampung 31 orang,” kata Ali.
Sedangkan Rektor Irjen (Purn) Drs H Bambang Karsono,SH,MM, dalam sambutannya menyatakan, dirinya tidak menyangka akan menjadi Rektor di UBJ ini.
“Begitu pula saat saya meminta Prof Kikie untuk memberi orasi ilmiah di kampus UBJ ini, tak menyangka kalau ada orang yang mau memberinya tempat di kampus. Soalnya Prof Kikie menyatakan biasa berorasi di jalanan,” cerita Rektor bagaimana dia dan Prof Kikie tidak menyangka diberi amanah untuk membangun sumber daya manusia di Kampus UBJ.
Tekad Bambang dan Prof Kikie memajukan UBJ untuk terus bersaing dengan kampus lain di bidang keilmuan semakin maju pesat.
“Khusus untuk angkatan kedua ini berbeda dengan angkatan pertama, dimana angkatan kedua ini nantinya akan mendapat dua ijazah, yakni ijazah wisudah sekolah seperti angkatan pertama. Ijazaha kedua adalah akan mendapat gelar Cum Laude bagi yang membuat tulisan ilmiah,” katanya.
Ketidak hadiri Prof Kikie pada acara pembukan Sekolah Kamnas angkatan kedua ini dikarenakan masih berada di luar negeri untuk memberi orasi ilmiah.
Sebelumnya Maksum Zubair, menyatakan alumni angkatan pertama Sekolah Kamnas mengagendakan Rumah Kamnas yang saat ini sudah terwujud dan tempatnya dikawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan.
“Insyaalah angakatan pertama telah merampungkan agenda Rumah Kamnas, yang akan diresmikan Januari 2017,” kata Maksum yang merupakan alumni pertama Sekolah Kamnas.
Maksum yang juga Ketua Umum Rumah Kamnas ini menyatakan, untuk angkatan kedua nantinya diharapkan membuat agenda-agenda ilmiah sebagai masukan baik terhadap UU maupun kebijakan khsususnya tentang Kamnas.
“Peran inilah yang sangat penting bagi kita dalam mengawal dan membuat kebijakan Kamnas sebagai sumbangsih pada pemerintahan,” katanya.
People Energi
Pada kuliah perdana yang diikuti siswa dari berbagai profesi seperti pengajar, praktisi hukum, wirausaha, anggota Polri dan wartawan itu disampaikan secara umum oleh Kusnanto Angoro,Ph.D, di Kampus UBJ, Jalan Raya Perjuangan, Marga Mulya, Bekasi Utara, Jawa Barat, Kamis 1 Desember 2016.
Kusnanto mengatakan,bangsa Indoensia menghadapi pradigma people energi seperti cadangan minyak bila terjadi serangan mendadak.
“Bangsa kita tidak bisa mengirim pasukan bila terjadi serangan mendadak, karena Indonesia tidak punya cadangan minyak untuk Kamnas,” kata Kusnanto.
Dikatakannya, Indonesia hanya memiliki cadangan komersial 22 hari tetapi bukan untuk Kamnas. “Cadangan ketahanan kita tidak punya baik TNI maupun Polri,” terangnya.
Bila dibandingkan dengan Jepang yang memiliki 60 hari cadangan ketahanannya. “Strategi perang kita kalah degan negara lain yang memiliki cadangan sampai 60 hari. Jepang itu, energinya merupakan hidup matinya negara. Sedangkan Indonesia tergantung, mau hidup enak, sederhana, miskin, bukan untuk negara,” ucapnya.
Ancaman energi kata Kuntoro, sangat strategis pada perang negara yang dapat tumbuhnya separatis. “Gerakan yang semula mengganggu tataran wilayah, kemudian menjadi ganguan nasional, lalu pada negara. Sehingga ini sulit kedepan akibat dilambatnya pencegahan dini tadi,” katanya.[HSB]