Masjid Dirusak, Umat Islam Kanada Undang Publik Berdialog

TRANSINDONESIA.CO -Umat Islam di Calgary, Kanada, menggelar dialog bersama di pelataran Masjid Ranchlands, Minggu 13 Nopember 2016. Dialog bertema “Rumah Kami Adalah Rumah Kalian” itu bertujuan mempererat solidaritas antara masyarakat umum dan jamaah masjid tersebut.

“Kami ingin agar siapapun merasa diterima di sini. Agar mereka datang dan merasakan sendiri serta memahami lebih dekat lagi Islam dan siapa sesungguhnya kaum Muslim. Kami ingin membuka dialog,” kata direktur dewan masjid Calgary, Mansour Shouman, seperti dikutip Global News, Minggu 13 Nopember 2016.

Pertemuan digelar dalam suasana hangat. Sejumlah relawan menyambut para tamu. Sajian yang mewakili cita rasa belasan negara juga terhidang di atas meja. Puluhan peserta terlibat aktif.

Serina Hammoud membantu Eliza Stewart (12) mencoba hijab dalam Open House di masjid di Ranchlands, Minggu 13 Nopember 2016.[CH]
Serina Hammoud membantu Eliza Stewart (12) mencoba hijab dalam Open House di masjid di Ranchlands, Minggu 13 Nopember 2016.[CH]
Sebagai informasi, pada Oktober lalu Masjid Ranchlands dan Masjid Queenslands dirusak pihak tak bertanggung jawab. Dindingnya dicorat-coret oleh pelaku vandalisme.

Salah satu peserta diskusi, Mike Shonfield, menyesalkan aksi intoleran itu. Karenanya, dia ingin mendengar langsung bagaimana pemahaman Islam mengenai kekerasan. Untuk itu, Mike telah berkendara dari Woodbine, selatan Calgary, untuk ikut acara ini.

“Tentu kita semua merasa sedih. Namun, kita tidak yakin aksi ini (vandalisme) mewakili unsur masyarakat yang berbeda (non-Muslim) di Calgary. Kita terus berupaya agar kesan damai tetap terjaga,” jelas Mike.

Bukan hanya soal vandalisme. Peserta dialog juga mendiskusikan pendapatnya terkait identitas Islam, semisal hijab. Mike Kosmak menceritakan pengalamannya berinteraksi dengan teman-temannya yang mengenakan hijab.

“Saya senang sekali. Saya mendengar dari mereka yang mengenakannya bahwa mereka merasa nyaman dengan hijab. Mereka merasa tidak mengalami diskriminasi. Saya bicara dengan perempuan muda, dan ia merasa hijab itu adalah pilihan. Dan mereka tak memakainya di rumah,” ujar Kosmak.

Acara berlangsung lancar. Para tamu, termasuk non-Muslim berterima kasih akan kesempatan diskusi ini.

“Orang-orangnya sangat ramah. Sayang sekali, segelintir oknum merusak citra mereka (orang Islam). Tapi saya kira, hal itu juga terjadi di agama manapun,” tukas Shonfield, peserta lainnya.[ROL]

Share
Leave a comment