60% Hotspot Karhutla Berkurang

TRANSINDONESIA.CO – Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, mengatakan sejak pertama kali Willem Rampangilei dilantik sebagai Kepala BNPB dan mejadikan prioritas utama atasi kebakaran hutan dan lahan.

“Alhamdulillah berdasarkan analisis kantor staf presiden, tahun ini hotspot (titik panas) kebakaran hutan dan lahan berkurang 60%,” ucap Teten dalan siaran pers yang diterima Transindonesia.co, Kamis (21/7/2016).

Sesuai instruksi presiden lanjutnya, ada tiga hal yang harus dilakukan antara lain adalah pencegahan kebakaran hutan dan lahan, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat.

Kebakaran hutan.[Dok]
Kebakaran hutan.[Dok]
“Jika terlihat ada api, segera padamkan sehingga kebakaran tidak meluas”tambahnya.

Senada dengan Teten, Gubernur Riau Ir.H.Arsyadjuliandi Rachman, juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama berani mengukir sejarah Riau tanpa asap. “Maka dari itu diperlukannya partisipasi masyarakat dan dunia usaha. Mari bersama kita cegah kebakaran hutan dan lahan di Riau,” katanya.

Selanjutnya Danrem Riau Brigjen Nurendi memaparkan sejak Gubernur Riau menetapkan Riau Siaga darurat asap. “Kami telah melakukan patroli darat, dan patroli udara. Jika terlihat kebakaran hutan dan lahan langsung dilaporkan ke satuan petugas (satgas) untuk melakukan pemadaman segera dengan peralatan seadanya. Serta sosialisasi kepada masyarakat langsung dari pintu ke pintu,” ungkapnya.

Selain itu, mendinginkan lahan gambut, water bombing, membuka pos pelayanan kesehatan di kecamatan dan kabupaten. “Rencana kontinjensi sudah kami lakukan dan sudah didokumentasikan dalam bentuk buku, serta menjadi rekomendasi Menkopolhukam untuk penanganan Karhutla di provinsi lain,” tambahnya.

Ada 64 titik kuat di Riau yang rawan dibakar, sehingga dibentuk kekuatan untuk menjaga wilayah tersebut yang berisi satgas gabungan antara lain TNI, Polisi, BPBD, Manggala Agni, masyarakat, dunia usaha dan sebagainya.

Strateginya di antara 64 titik tersebut dijadikan tempat latihan militer yakni tempat latihan menembak TNI dengan peluru tajam selain untuk latihan juga untuk menjaga agar tidak ada yang membakar hutan dan lahan dengan sengaja.

Kepala BNPB Willem Rampangilei menjelaskan tujuan KSP ke Riau adalah ingin melihat secara langsung yang sudah dilakukan daerah dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. “Serta mendapatkan informasi dari sumbernya sehingga Presiden mendapat masukan yang tepat dan daerah dapat maksimal sebaik-baiknya dalam mengatasi penanganan kebakaran hutan dan lahan” jelasnya.

Pada pertemuan Siaga Darurat Karhutla Provinsi Riau dihadiri antara lain Kepala Staf Presiden, Kepala BNPB, Gubernur Riau, Kapolda Riau, Danrem dan Badan Restorasi Gambut, perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, SKPD terkait, serta Bupati/Wakil Bupati Provinsi Riau (21/7/2016) di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

Selain itu, rombongan juga melakukan pantauan udara langsung menggunakan helikopter.

Untuk melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau, BNPB mengoperasikan 2 helikopter MI-171 water bombing, 2 pesawat Air Tractor water bombing dan operasi hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca bersama BPPT.

Setiap hari heli dan pesawat melakukan penerbangan untuk melakukan pengecekan dan patroli dari udara serta pemadaman dengan menjatuhkan ribuan liter air. Saat api masih kecil langsung dipadamkan dari satgas udara dan darat.

Hujan buatan dilakukan dengan menebarkan garam (NaCl) ke dalam awan-awan potensial di atmosfer. Dengan adanya kondisi anomali cuaca dan hangatnya perairan laut di Indonesia maka awan-awan potensial jenis Cumulus dan Cumulonimbus tersedia cukup banyak sehingga mudah disemai menjadi hujan.[Saf]

Share
Leave a comment