Keadilan Gaya Preman, Sing Penting Keduman

TRANSINDONESIA.CO – Keadilan sesuatu yang sulit dijelaskan dengan kata-kata karena keadilan ini berkaitan dengan rasa dan suasana hati mau menerima, mau memahami dan tidak komplain atau tidak menjadi konflik.

Keadilan pada konteks keadilan sosial berkaitan dengan bagaimana manusia atau masyarakat, suatu bangsa mau dan dapat menerima karena haknya menjadi bagian yang dapat diterima. Dalam bahasa Jawa, dikatakan keduman.

Adil secara hakiki memang boleh dikatakan hampir tidak ada, namum kalau kita melihat dari berbagai elemen, orang-orang yang sering bersuara lantang, keras bahkan ekstrim sekalipun dalam memperjuangkan keadilan, akan diam saat atau setelah kebagian (keduman).

Keadilan memang bukan bermakna keduman,  tetapi tatkala keduman kemudian ada sikap yang melunak, permisive, berbalik mendukung, diam atau pura-pura tidak tahu, atau malah membeku dan membubarkan diri dari sikap (perlawanan/perjuangan) yang dilakukan.

Ilustrasi
Ilustrasi

Seseorang yang begitu bernapsu membunuh sekalipun tatkala mengejar yang akan di bunuh, tiba-tiba si calon korban berlari sambil menabur uang. Orang yang akan membunuh itu akhirnya sibuk menjumputi uang-uang yang ditaburkan calon korbannya, sambil berpikir “membunuh jadi urasan dengan hukum, lumayanlah dapat uang biar saja dia lari”.

Analogi tersebut mencerminkan bahwa ketika kebagian dapat merubah sikap seseorang.

Keadilan tatkala disamakan dengan keduman, maka pendekatan-pendekatan yang dilakukan akan berkisar pada untung rugi. Maka perjuangan untuk kebaikan dan kebenaran akan tergeser bahkan terabaikan. Keadilan gaya preman yang akan dilakukan, suap, pemeresan, menjadi backing yang illegal dilakukan pada semu.(CDL-19012016)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment